Tuesday, September 7, 2010

III. KAIDAH PENELAAHAN ALKITAB (4)

6. Mengenal Kesalahan Doktrinal

Azas ketiga juga berguna sebagai alat mengenal dan memahami kesalahan doktrinal. Sebaliknya dapat diterapkan kepada pembawa atau yang melahirkan setiap pengajaran atau doktrin, yaitu apakah mereka memikirkan kepentingan dirinya atau kepentingan Allah

16 Jawab Yesus kepada mereka: "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. 17 Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri. 18 Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya (Yoh. 7:16-18).

Dan karena semua doktrin datang melalui orang, maka kemurnian semua doktrin sangat dipengaruhi keadaan hati pribadi yang membawanya. Maka kita akan mudah memahami kesalahan atau penipuan dengan memahami dosa penyebabnya. Contohnya Galatia 6:12-13

12 Mereka yang secara lahiriah suka menonjolkan diri, merekalah yang berusaha memaksa kamu untuk bersunat, hanya dengan maksud, supaya mereka tidak dianiaya karena salib Kristus. 13 Sebab mereka yang menyunatkan dirinyapun, tidak memelihara hukum Taurat. Tetapi mereka menghendaki, supaya kamu menyunatkan diri, agar mereka dapat bermegah atas keadaanmu yang lahiriah (Gal 6:12-13),

Paulus menunjukkan bahwa keinginan besar mereka untuk menghindari penganiayaan dan untuk bermegah adalah akar penyebab kesalahan doktrinal mereka, yang menyuruh orang non Yahudi juga harus bersunat, sedangkan dalam Markus 7:6-7

6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia (Markus 7:6-7).

Yesus menunjukkan, bahwa doktrin para Parisi adalah buah dosa dalam hati mereka.


Kita semua akan dihadapkan dengan doktrin-doktrin yang meragukan, maka kita memerlukan dasar alkitabiah yang konsisten untuk mengevaluasinya. Tetapi disamping PA, anda harus peka terhadap dosa, “keluarkan dahulu balok dari matamu”. . .

5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." (Mat. 7:5).


Berikut ini sepuluh macam dosa, lima dosa pertama terhadap Alkitab (yang mudah dideteksi langsung dalam argumentasi yang digunakan) dan lima selebihnya terhadap hati (yang menciptakan kelemahan seseorang terbuka terhadap penipuan).

1. Menolak bagian-bagian dari nas benar Alkitab (terang-terangan atau diam-diam). Sebaliknya, menambah pada nas Alkitab. Dilakukan terang-terangan oleh banyak aliran sesat dan secara halus oleh sebagian orang Kristen, di antaranya Christian Science, Mormon, Saksi Jehovah. Bandingkan Ulangan 4:2, 12:32; Amsal 30:5-6; Wahyu 22:18-19. Juga Ulangan 5:24-29; Yesaya 66:2.

2 Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu (Ul 4:2).

32 Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu lakukan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya (Ul 12:32).

5 Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya. 6 Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta (Ams 30:5-6),

18 Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. 19 Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini." (Wah 22:18-19)

24 dan berkata: Sesungguhnya, TUHAN, Allah kita, telah memperlihatkan kepada kita kemuliaan dan kebesaran-Nya, dan suara-Nya telah kita dengar dari tengah-tengah api. Pada hari ini telah kami lihat, bahwa Allah berbicara dengan manusia dan manusia itu tetap hidup. 25 Tetapi sekarang, mengapa kami harus mati? Sebab api yang besar ini akan menghanguskan kami. Apabila kami lebih lama lagi mendengar suara TUHAN, Allah kita, kami akan mati. 26 Sebab makhluk manakah yang telah mendengar suara dari Allah yang hidup yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti kami dan tetap hidup? 27 Mendekatlah engkau dan dengarkanlah segala yang difirmankan TUHAN, Allah kita, dan engkaulah yang mengatakan kepada kami segala yang difirmankan kepadamu oleh TUHAN, Allah kita, maka kami akan mendengar dan melakukannya. 28 Ketika TUHAN mendengar perkataanmu itu, sedang kamu mengatakannya kepadaku, maka berfirmanlah TUHAN kepadaku: Telah Kudengar perkataan bangsa ini yang dikatakan mereka kepadamu. Segala yang dikatakan mereka itu baik. 29 Kiranya hati mereka selalu begitu, yakni takut akan Daku dan berpegang pada segala perintah-Ku, supaya baik keadaan mereka dan anak-anak mereka untuk selama-lamanya! (Ul 5:24-29);

2 Bukankah tangan-Ku yang membuat semuanya ini, sehingga semuanya ini terjadi? demikianlah firman TUHAN. Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada orang yang tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firman-Ku. (Yes 66:2).

2. Mempertentangkan satu nas terhadap nas lain. Misalnya Ulangan 6:4 terhadap Daniel 7:9-14 atau Kisah 10:38

4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! (Ul 6:4)

terhadap

9 Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar; 10 suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. 11 Aku terus melihatnya, karena perkataan sombong yang diucapkan tanduk itu; aku terus melihatnya, sampai binatang itu dibunuh, tubuhnya dibinasakan dan diserahkan ke dalam api yang membakar. 12 Juga kekuasaan binatang-binatang yang lain dicabut, dan jangka hidup mereka ditentukan sampai pada waktu dan saatnya. 13 Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. 14 Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah (Dan 7:9-14),

atau

yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia (Kis 10:38);

yang melakukan ini menunjukkan ia tidak sepenuhnya memahaminya.

3. Mencari dukungan untuk gagasan praduga--pikiran tertutup. Sadar atau tak sadar membuat Alkitab mengatakan apa yang dimauinya. Suatu masalah kehilangan obyektivitas.

4. Berusaha keras mendamaikan kebenaran Allah dengan filsafat duniawi--kompromi. Jenis spesifik dari dosa terdahulu, sangat umum. Kita diingatkan oleh Paulus akan bahayanya, lihat Kolose 2:8 dan 1 Korintus 1:20-21

8 Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus (Kol 2:8)

dan

20 Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? 21 Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil (1 Kor 1:20-21),

menghasilkan: etika situasi dan humanisme sekular.

5. Menerima (atau menolak) pengajaran tanpa penelaahan pribadi dan doa--kesembronoan. Umum diantara orang Kristen. Bandingkan:

11 Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.12 Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani (Kis 17:11-12);

15 Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu (2 Tim 2:15).

6. Menolak menuruti tuntunan atau pendirian Roh Kudus. Akibat terbiasa tidak patuh pada tuntunan dan perintah Allah (Kis 28:27; Mat 13:15; 1Tim 4:1-3)

27 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka (Kis. 28:27);

15 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka (Mat. 13:15);

1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan 2 oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. 3 Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran (1 Tim. 4:1-3).

Bagaimana seharusnya, lihat Ibr 5:11-14 dan 1Kor 3:2

11 Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. 12 Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. 13 Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. 14 Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat (Ibr 5:11-14);

2 Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya (1 Kor 3:2).

7. Gila pengetahuan. Keinginan akan pengetahuan tanpa keinginan tulus untuk hidup dalam kasih (1Kor 8:1-3; 1Kor 13:2)

1 Tentang daging persembahan berhala kita tahu: "kita semua mempunyai pengetahuan." Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun. 2 Jika ada seorang menyangka, bahwa ia mempunyai sesuatu "pengetahuan", maka ia belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya. 3 Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah (1 Kor. 8:1-3);

2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna (1 Kor 13:2).

Bandingkan bagaimana seharusnya

5 Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas. 6 Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia. 7 Mereka itu hendak menjadi pengajar hukum Taurat tanpa mengerti perkataan mereka sendiri dan pokok-pokok yang secara mutlak mereka kemukakan (1 Tim 1:5-7);

1 Semua orang yang menanggung beban perbudakan hendaknya menganggap tuan mereka layak mendapat segala penghormatan, agar nama Allah dan ajaran kita jangan dihujat orang. 2 Jika tuan mereka seorang percaya, janganlah ia kurang disegani karena bersaudara dalam Kristus, melainkan hendaklah ia dilayani mereka dengan lebih baik lagi, karena tuan yang menerima berkat pelayanan mereka ialah saudara yang percaya dan yang kekasih. (6-2b) Ajarkanlah dan nasihatkanlah semuanya ini 1 Tim 6:1-2);

8 Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia. 9 Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka (Tit 3:8-9);

3 Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik 4 dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, 5 hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tan 6 Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal 7 dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, 8 sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita. 9 Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, 10 jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita (Tit 2:3-10).

8. Penyembahan berhala--pemujaan berlebihan. Kasih sayang yang salah alamat. Apa yang kita kasihi, pada apa kita percaya, siapa yang kita percayai, di mana kita menyimpan harta, kesemuanya menunjukkan siapa atau apa yang kita sembah. Jika kita lebih mengasihi atau lebih percaya pada sesuatu dari pada Allah, atau menyimpan harta di suatu tempat lebih daripada dalam Allah, itu adalah penyembahan berhala. Akibatnya pikiran kita dibutakan dan hati kita dikeraskan, kehilangan kepekaan akan kebenaran dan terbuka akan penipuan, dan kehilangan kemampuan menerima berkat Allah dengan iman. Maka carilah dan pikirkanlah perkara yang di atas . . .

1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. 2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi (Kol. 3:1-2).

9. Iman pada diri sendiri. Semacam penyembahan berhala juga. Menagih berkat dengan motif yang salah

3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu (Yak. 4:3),

demi memuaskan keinginan sendiri, tanpa terlebih dahulu mentaati perintah

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Mat. 22:37),

tanpa

“. . . carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat. 6:33).

10. Keinginan membenarkan diri. Kesalahan hati yang sangat umum yang menuntun kepada kesalahan penafsiran, akibat kecenderungan hati duniawi mecoba membenarkan sikapnya yang salah tidak mengasihi dan menaati Allah dari dalam hati. Hasilnya, kesukaan memberi kelonggaran dan legalisme.

Ke lima dosa terakhir menekankan betapa vitalnya hati yang murni untuk doktrin yang murni, karena

“dengan hati orang percaya” (Rom. 10:10).

Tak soal sebagaimana terdidiknya pun pikiran, hati yang tak murni akan konsisten mengaburkan kebenaran.


Daftar di atas belumlah mencakup semua yang mungkin ada, tetapi cukuplah contoh untuk memahami masalahnya.


Setelah memahami kaidah PA dengan baik, mulailah coba lanjutkan dengan penerapannya dalam PA-PRIBADI. Lakukan secara rutin sekali seminggu, atau paling tidak sekali dua minggu. Sebaiknya diselesaikan dalam satu sesi.

IMS 100907

No comments:

Post a Comment