Friday, January 22, 2010

AKRAB DENGAN ALLAH

Penelaahan Alkitab Taklah Payah

Andapun Pasti Bisa Paham, Sekalipun Anda Paling Awam

Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman
dan bukan hanya pendengar saja;
sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.  (Yak 1:22)

Penelaahan Alkitab bukanlah untuk mendapat pengetahuan, tetapi untuk mendapat pengalaman, yaitu penerapan dalam hidup pengetahuan yang didapat.

Idealnya untuk menjadi pelaku Firman, hendaklah kebenaran Firman mendarah daging dalam hidup kita. Hal ini akan lebih cepat dan efektif tercapai, bila kebenaran Firman tersebut tertanam dan dipahami melalui hasil telaahan sendiri (Maz 1:1-3) daripada hasil telaahan orang lain—mendengar khotbah, PA pasif, dll. Maka baik sekali bila kita berusaha memahirkan cara PA-Pribadi secara aktif dan benar.

MEMBACA ALKITAB, MENGGALI HARTA
Amsal 2:1-9

Mutiara Kebenaran  Terdapat Dalam Alkitab ¾
Tetapi Anda Harus Menggalinya:

  1. Sediakan waktu yang teratur. Kecuali anda menjadwalkannya, anda akan melalaikannya.
  2. Sebelum mulai membaca, minta Allah akan bantuan dan pemahaman.
  3. Renungkan apa yang anda baca. Harta Alkitab jarang terletak seperti kerikil di permukaan tanah. Untuk menambang emas, anda harus menggalinya.
  4. Sebelum anda memutuskan apa arti sesuatu nas bagi anda, coba pahami apa yang penulis katakan kepada pembacanya semula.
  5. Tuliskan paling sedikit satu kebenaran atau prinsip yang dapat anda terapkan dalam praktek.
  6. Jangan menjadi kecewa. Beberapa bagian Alkitab memang sulit dipahami, tetapi banyak yang dapat anda pahami. Dan jika anda menerapkan apa yang anda pelajari, itu akan mengubah atau merombak hidup anda.

Baca, Resapkan, Renungkan, Tuliskan, Terapkan

Dari: Renungan harian tanggal 17 Januari 2003 dalam Our Daily Bread, RBC Ministries, Grand Rapids, MI 49555, USA (2003).

IMS 100121

Thursday, January 21, 2010

HIDUP SEMI-INVALID AKIBAT STROOK

Tanggal 20 Januari 2010 adalah HUT ke-10 saya mendapat serangan strook. Waktu itu saya sedang bertugas di Pekanbaru dalam kapasitas saya sebagai konsultan ahli pabrik sawit di PTPN-5. Setelah pensiun tahun 1991 dari PTPN-4 saya masih dipercayai sebagai konsultan di beberapa PTPN dan perusahaan swasta di Sumatra dan Jawa. Sejak pensiun saya kembali bertempat tinggal di Medan; sebelumnya l.k. 22 tahun di kebun Bah Jambi, karena kantor Direksi pindah ke sana.

Keberadaan saya di Pekanbaru waktu itu adalah singgah dalam perjalanan Bandung – Medan karena perlu menyerahkan laporan konsultansi saya hasil pemeriksaan saya bulan sebelumnya ke pabrik-pabrik PTPN-5. Bersama istri kami menghabiskan liburan Natal – Tahun Baru bersama anak-anak di Bandung. Saya sendiri selesai tugas langsung ke Bandung, sedangkan istri menyusul dari Medan. Pulangnya saya sendiri lewat Pekanbaru, sedangkan istri masih tinggal di Jakarta untuk pemeriksaan medis di RS Siloam Karawaci, tempat tugas adik bungsu saya sebagai spesialis penyakit dalam, dokter ahli penyakit ginjal & hipertensi.

Kejadiannya adalah pada sore hari saya akan pulang ke Medan. Saya menginap di Mess PTPN-5, menempati ruang tidur utama yang luas menyatu dengan kamar mandi. Karena AC lagi bekerja, semua jendela ditutup. Di luar terlihat seorang pekerja sedang membersihkan menata tanaman halaman. Menjelang jam 4 sore saya mandi bersiap mau berangkat pulang. Mobil yang akan mengantar saya ke bandara sudah stand-by.

Selesai mandi, melap badan, menyisir rambut, yang sudah sangat menipis, lalu mengenakan kembali pakaian dalam, saya keluar lalu berbalik menutup kembali pintu. Terasa kaki kiri cepat melemah, apa gerangan yang terjadi pikir saya. Segera saya comba langkahkan beberapa langkah, masih sempat mencapai tempat tidur lalu duduk dipinggirnya. Segera saya kenakan celana panjang yang tadi saya letakkan di atas tempat tidur, sebelum saya akan meminta tolong; maksudnya supaya nanti orang tak mendapati saya lagi separuh telanjang.

Tapi gagal, karena kaki kiri tak dapat saya masukkan ke dalam celana. Dalam pada itu karena gerak usaha saya tersebut, sedangkan oversprei tempat tidur licin, sayapun tergelincir dari pinggir tempat tidur lalu terduduk di lantai. Tapi segera saya tertarik rebah ke lantai, mau saya lawan tak berhasil. Khawatir saya mendapat serangan jantung saya tak berani berupaya bangkit. Dalam keadaan masih tergolek sayapun berteriak minta tolong. Tapi rupanya suara saya tak tembus ke luar ruangan alias tak terdengar, karena ruangan tertutup rapat. Namun saya tak menjadi panik. Perlahan sedikiit demi sedikit saya coba beringsut menuju pintu kamar mencoba mebukanya. Tapi kaki saya ternyata tak sampai untuk menarik gagang pintu. Lalu badan saya geser lebih mendekat pintu menggapai sandal yang terletak dekatnya, lalu saya pukulkan ke pintu berkali-kali sambil berteriak. Beruntung kali ini Mandur Mess mendengarnya, lalu datang membuka pintu (untung tak saya kuncikan tadi . . . !).

Sayapun segera ditolong, diangkatnya ke tempat tidur dan dibantunya mengenakan pakaian luar saya. Iapun segera menilpon kantor PTPN-5 dan mendapat instruksi supaya segera mengantar saya ke Rumah Sakit dengan mobil yang sudah stand-by dari tadi itu. Rumah Sakit ini (lupa saya namanya) adalah yang terbaru dan besar di Pekanbaru milik swasta. Lebih kurang sekitar setengah jam setelah kejadian saya sudah berada di RS. Selagi masih di mobil saya serahkan buku notes saya, berisi nomor telpon adik saya di Jakarta, kepada Pak Mandur Mess, mana tahu nanti dibutuhkan.

Setelah pemeriksaan pendahuluan saya pun langsung dibawa ke ruang foto untuk scanning otak. Di Jakarta setelah menerima kabar, keluarga termasuk adik saya di RS Siloam sepakat meminta supaya saya dipindahkan ke RS Siloam. Pertimbangannya a.l. saya tak punya keluarga di Pekanbaru, fasilitas di RS Siloam cukup lengkap, dan penanganan perawatan di rumah sakit butuh waktu cukup lama. Keesokan harinya baru siang hari saya, dengan berbaring di atas tandu, dapat diterbangkan ke Jakarta dengan didampingi seorang dokter.

Pada malam kejadian itu, sekitar jam delapan, kondisi tangan dan kaki saya telah kembali pulih, namun saya tetap berbaring di tempat tidur. Dalam pada itu saya heran pula tidak ada dokter menangani saya. Tidak ada sesuatu injeksi ataupun infus. Artinya tidak ada tindakan apapun sebagai follow-up penangan setelah scanning sore tadi. Sayapun tidak diberi bantuan oksigen, selain perawat menanyakan apakah saya sesak napas. Barulah jam setengah satu malam datang dokter ahli saraf memeriksa saya, sepertinya ia satu-satunya dokter spesialis saraf di Pekanbaru. Melihat saya sudah pulih, ia hanya menganjurkan besok ke Jakarta siang hari saja supaya paginya bisa istirahat cukup sebelum berangkat. Tetapi menjelang subuh tangan dan kaki saya kembali kaku seperti semula, begitu juga bagian dalam mulut sebelah kiri, strook kembali kambuh. Demikianlah menjadi permanen tak pulih kembali.

Setelah mengalami serangan strook itu barulah saya tau, bahwa gejala-gejala atau peringatan awal sudah ada sebelumnya, bahkan sejak beberapa tahun sebelumnya. Misalnya berkali-kali saya alami sebelah mata tiba-tiba berkunang dan kabur penglihatan, tetapi hanya sebentar saja. Setahun belakangan, pernah beberapa kali tiba-tiba saya merasa oyong ketika bangkit berdiri, turun dari mobil, ataupun ketika sedang jalan, atau ketika bangkit dari tempat tidur sampai-sampai saya harus duduk dulu di pinggir tempat tidur sebelum saya merasa tenang. Semua itu hanya berlangsung beberapa menit ataupun kurang dari satu jam, lalu pulih lagi. Satu kali tidak lama setelah tiba di mess di Batam tiba-tiba di bagian belakang kepala terasa sangat sakit. Sayapun berbaring di tempat tidur dan minta anggota tim saya mencari obat; besoknya saya ke dokter tapi keadaan sudah mulai pulih. Karena hanya sebentar, maka tidak saya hiraukan lagi seperti yang lainnya juga dan tidak konsultasi ke dokter ahli. Itulah salah saya, tapi karena tak tau.

Serangan strook yang berakibat separuh badan menjadi lumpuh, sebelah kiri atau kanan, adalah karena kerusakan sel-sel otak sebelah kanan atau kiri. pemicunya bisa karena penyumbatan, seperti yang saya alami, atau karena pendarahan. Penyebabnya bisa sakit darah tinggi, diabetes, atau yang lain. Keduanya, penyumbatan atau pendarahan, menyebabkan bagian sel-sel otak yang terkena mengalami hambatan pasokan oksigen. Akibatnya sel-sel otak yang bersangkutan bisa pingsan atau setengah pingsan saja, atau sama sekali mati. Maka sebelum mati, dalam waktu kurang dari 2-3 jam, scanning tersebut harus dilakukan supaya segera sempat mengambil tindakan pemulihan, misalnya menginjeksikan obat pengencer darah untuk memperlancar kembali aliran darah, kalau penyebabnya adalah penyumbatan. Parahnya, sel otak yang mati tak tergantikan lagi. Sekali mati, yah, mati terus. Lalu bagian tubuh yang dikendalikan oleh sel otak tersebut menanggung akibatnya, menjadi tak berfungsi.

Memang sel-sel otak di sekitarnya, yang punya fungsi lain, akan coba mengambil alih, tapi tidak sepenuh sel semula. Untuk meningkatkan kinerja sel-sel penolong tersebut diperlukan latihan otot-otot bersangkutan dengan fisio terapi. Tapi seperti yang saya alami makan waktu lama, dan semakin lambat terasa pemulihannya. Demikian pula dengan terapi lainnya oleh beberapa dukun pijat yang katanya berhasil dengan orang lain. Sayapun menjadi malas ikut fisio terapi atau terapi apapun, hanya buang waktu saja. Untuk menjaga kebugaran dan kelenturan kaki kiri, saya sport jalan kaki di pagi hari selagi jalan masih sepi, 60 menit sehari. Tapi itupun angin-anginan pula! Padahal katanya gerak badan membantu menjaga konsistensi darah tetap encer.

Apa lagi dengan hanya tangan kanan dan kaki kanan saja masih bisa mengerjakan segala sesuatu dengan cukup memuaskan tanpa bantuan tangan dan kaki kiri. Dari sononya saya memang bukan kidal. Hanya kalau pakai baju berlengan panjang, untuk mengancingnya atau membukanya saya perlu dibantu istri atau siapapun berada di dekat saya. Selebihnya dapat saya kerjakan sendiri, termasuk hobi saya mengemudi mobil, walaupun berpersneling manual. Dalam hal ini kaki kiri saya harus tetap siap sedia di atas pedal kiri. Mau ke Parapat, Balige, Tarutung, atau ke Berastasgi, Kabanjahe, apalagi hanya sampai Binjei, dan di tempat ramai di dalam kota tak masalah. Kini mobil telah kami ganti dengan yang otomatik, karena sudah berumur lebih 10 tahun dan agak sering masuk bengkel. Ke semua jalur tujuan perjalanan itu mobil dapat saya kemudikan sendiri, baik siang maupun malam atau di bawah guyuran hujan lebat sekalipun.

Yang menjadi masalah, yang belum teratasi sampai sekarang adalah mudah menjadi gamang, dengan akibat otot-otot menjadi kaku, yang disebut spastik. Gamang adalah disulut oleh percaya diri yang berkurang atau hilang. Misalnya ketika mau turun tangga tanpa ada pegangan, atau turun dengan eskalator, melihat kedalaman yang akan dituju, kalau-kalau nanti jatuh terpelanting sampai ke bawah sana, saya pun menjadi takut. Begitu pula kalau emosi marah, ataupun terkejut, akan spastik juga. Kalau sedang berjalan di tempat umum merasa menjadi tontonan orang, padahal orangpun pada umumnya tak ada perhatian, spastik pun timbul, lalu jalan saya tersendat-sendat karena kaki kiri lagi kaku. Idem kalau ada orang lain, yang tak saya kenal, tiba-tiba mau berbaik hati membantu menuntun saya (takut bakal menjadi perhatian orang!).

Masih ada lagi keterbatasan-keterbatasan lain. Tapi syukur saya masih bisa tetap semangat. Kapanpun, di manapun, saya berusaha mandiri dan produktif. Kuncinya adalah harus dapat menerima keadaan, tidak menyesalkannya. Tapi tetap bersyukur. Masih diberi kesempatan melayani Tuhan dan sesama, sekecil apapun itu.

Satu hal yang saya pikir turut berperan saya cepat bisa menerima keadaan, ketika di rawat di RS Siloam, selain karena didampingi istri dan anak saya yang kebetulan lagi cuti, sikap para dokter dan perawat yang ramah dan penuh perhatian, kunjungan pelayanan rohani sekali seminggu dari jemaat setempat, mendengarkan lagu-lagu rohani dari radio dan kaset setiap waktu. Setelah lebih kurang seminggu saya sudah bisa duduk di atas tempat tidur, sudah mulai bisa berjalan, tak perlu pakai kursi roda lagi, sangat membantu meningkatkan optimisme saya. Walaupun dengan sebelah tangan saja, saya dapat melakukan berbagai kegiatan dengan labtop saya di atas tempat tidur; labtop diletakkan di atas meja makan pasien di atas tempat tidur. Walaupun mengetik yang sebelumnya dengan 10 jari, sekarang dengan 5 jari tak kalah cepat.

Dalam keadaan demikian, saya berhasil mencipta satu lagu, lengkap dengan aransemen paduan suara, dengan bantuan softwear musik di labtop saya, jadi bukan dengan alat musik betulan. Satu hal yang sudah lama mau saya lakukan, tapi tak pernah jadi. Beberapa buku musik yang berkenaan dengan itu sudah saya baca dan pelajari. Syair lagu hampir sepenuhnya saya kutip dari Mazmur 128: “Berkat atas Rumah Tangga,”

Berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan,
yang hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya.
Berbahagialah dan baik keadaanmu,
apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu.
Istrimu menjadi s’perti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu,
Anak-anakmu s’perti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu.
Sedemikianlah akan diberkati orang yang takut akan Tuhan
Kebahagiaan, umur panjang, melihat anak-anak dari anakmu.
Damai sejahtera atas kamu!

Satu hal yang juga sangat membantu, saya pikir, dan sangat saya syukuri, adalah keterlibatan saya dalam pelayanan rohani di jemaat kami GKPI Medan Kota. Praktis dimulai sejak saya keluar rumah sakit dan pulang ke Medan saya jadi terlibat dalam kegiatan PA, sedangkan dalam paduan suara gereja, sebagai anggota ataupun dirigen sudah sejak sebelumnya. Sampai sekarangpun masih aktif.

Hari pertama saya kembali di rumah, saya masuk ke ruang kerja saya, karena kangen. Lewat di depan lemari buku terlihat judul satu buku yang langsung menarik perhatian saya waktu itu, karangan Bill Bright, “Handbook for CHRISTIAN MATURITY” A practical, easy to follow guide to the exciting adventure of joyful Christian living, Campus Crusade for Christ International (1982), buku yang sudah lama saya beli tapi belum pernah saya baca. Saya cermati daftar isi, kemudian mulai saya baca. Ternyata berisi bahan-bahan PA. Setelah membaca beberapa judul, timbul niat menterjemahkannya untuk dibagikan kepada keluarga saya, istri dan anak-anak. Membaca lebih lanjut terpikir pula untuk membagikan terjemahannya kepada keluarga saya lebih luas, yaitu keturunan kakek saya Ompu Ni Mastur. Demikian saya baca terus lalu saya putuskan agar menterjemahkannya termasuk untuk anggota jemaat saya. Lalu saya perlihatkan buku tersebut kepada Pendeta Resort kami, Pdt O. Pasaribu MTh, yang segera menyetujuinya setelah berkesempatan membacanya sehari. Demikianlah berangsur-angsur saya terjemahkan judul demi judul dan saya bagikan satu judul setiap hari Minggu sebanyak 1000 copy; anggota jemaat waktu itu ada 600 KK. Kalaupun hanya 10% yang betul-betul membaca dan mempelajarinya saya sudah akan merasa puas. Kenyataannya setiap kali habis terbagi dan dibawa pulang. Demikianlah seluruhnya selesai dalam waktu hampir 2 tahun. Setelah itu saya terjemahkan artikel-artikel rohani yang saya download dari internet. Kali ini karena lebih tebal isinya saya bagikan berselang 2-3 minggu. Tapi kemudian terhenti sejak 5 tahun lalu.

Demikianlah, seperti saya kemukakan di atas, setelah sejumloah upaya-upaya pemulihan, baik fisio terapi maupun terapi pijat, yang disertai pula dengan doa, saya sudah dapat menerima keadaan apa adanya disertai  rasa penuh syukur. Sayapun menarik kesimpulan, mirip-mirip pernyatasan Rasul Paulus dalam 2 Korintus 12:7-10: “Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (2 Korintus 12:10).

Wednesday, January 20, 2010

PA-PRIBADI (1)

Yesaya 49:1-6                        Epistel Minggu 31 Januari 2010
PANGGILAN MENJADI HAMBA ALLAH MENYATAKAN TERANG DI TENGAH BANGSA-BANGSA
Yesus terang dunia
(1)  Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! TUHAN telah memanggil aku sejak dari kandungan, telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku. (2)  Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. (3)  Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku." (4)  Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku."
(5)  Maka sekarang firman TUHAN, yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya--maka aku dipermuliakan di mata TUHAN, dan Allahku menjadi kekuatanku—, firman-Nya: (6)  "Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi."
Tentang: penugasan hamba Tuhan (nubuat tentang penugasan Yesus)
Hamba TUHAN sebagai terang di tengah-tengah segala bangsa 
(1-6)
Panggilan menjadi hamba Tuhan menyatakan keagungan-Nya
(1-4)
Penugasan menjadi terang bagi segala bangsa
(5-6)
Tokoh:
Yesaya, Allah

idem
Tempat/waktu:
Yerusalem, menjelang akhir hidup Yesaya, sekitar 681 SM

idem
Proporsi:
personifikasi Mesias (3)

personifikasi penginjilan (6)
Bentuk sastra:
puisi

idem
Pokok bahasan:
Panggilan menjadi hamba Allah

Penugasan sebagai hamba Allah
Ringkasan isi:
Dipanggil menjadi hamba Allah, dan dipersiapkan menyatakan keagungan-Nya (1-4) dengan:
a) membuat mulutnya sebagai pedang yang tajam dan melindunginya di bawah tanganNya (2)
b) membuatnya menjadi anak panah yang runcing yang siap pakai dari tabung panah-Nya (2)
c) maka sebagai hamba-Nya selalu siap sedia menyatakan keagungan-Nya (3-4)

Tugas utama menjadi hamba-Nya adalah menjadi terang bagi bangsa-bangsa (5-6)
Tugas itu mencakup:
a) tugas ke dalam, mengembalikan Yakub dan mengumpulkan sisa-sisa Israel kepada-Nya (5),
b) tugas ke luar, menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Nya sampai ke ujung bumi (6)
Ayat kunci utama:
Yes 49:6b “Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi."
Pokok pikiran/tema utama:
Sebagai hamba Allah yang dipersiapkan menyatakan keagungan-Nya, hendaklah menjadi terang bagi bangsa-bangsa.
Istilah penting:
terang, hamba TUHAN
Ciri khas:
Kitab Yesaya banyak mengandung nubuat bermuatan ganda, yaitu nubuat yang bakal terjadi segera, sekali gus nubuat kejadian masa depan; juga mengandung banyak personifikasi.
Hubungan struktural utama: sebab-akibat—Dipanggil menjadi hamba TUHAN, masih sejak dari kandungan, mulutnya dibuat tajam sebagai pedang, tubuhnya dilindungi di bawah tangan-Nya, dan dibuat menjadi anak panah yang runcing yang siap pakai dari dalam tabung panah-Nya, sehingga siap untuk menyatakan keagungan-Nya (1-4), maka tugasnya bukan hanya menegakkan suku-suku Yakub dan mengembalikan sisa-sisa orang Israel, tetapi adalah menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Nya sampai ke ujung bumi (5-6).
-- Aspek utama: penyiapan sejak kandungan menjadi hamba Allah
Ayat paralel:
ay 1: Yer 1:5 "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
ay 2: Ibr 4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita; Why 1:16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.
ay 6: Yes 42:6 "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa; Luk 2:32 “yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."; Kis 13:47 “Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi."; 26:23 tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku.
Ayat Konteks:
ay 6 … keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi." Mat 28:18-20 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.  (19)  Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,  (20)  dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Terang: 
Sifat Allah … 1Yoh 1:5 Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
Firman… Maz 119:105 Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Hikmat … Dan 2:21, 22 Dia mengubah saat dan waktu, Dia memecat raja dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian;  (22)  Dialah yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga dan yang tersembunyi, Dia tahu apa yang ada di dalam gelap, dan terang ada pada-Nya.
Tuntunan … Maz 78:14 dituntun-Nya mereka dengan awan pada waktu siang, dan semalam suntuk dengan terang api;
Pribadi Kristus … 2Kor 4:6 Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.
Orang Kristen … Mat 5:14, 16 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. (16)  Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Misionaris … Mat 10:27 Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah.
Hamba Allah:
Mesias … Yes 42:1 Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.
Pengikut Kristus … 2Tim 2:24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
Orang Kristen … Kis 2:18 Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat.
Penyataan Kristus:
Maha kasih, Juru Selamat
PENAFSIRAN
Hal-hal utama
:
a. Istilah utama: terang
b. Hubungan utama: sebab-akibat—Dipanggil dan dipersiapkan menjadi hamba TUHAN, masih sejak dari kandungan, mulutnya dibuat tajam sebagai pedang, tubuhnya dilindungi di bawah tangan-Nya, dan dibuat menjadi anak panah yang runcing yang siap pakai dari dalam tabung panah-Nya, sehingga siap untuk menyatakan keagungan-Nya (1-4), maka tugasnya bukan hanya menegakkan suku-suku Yakub dan mengembalikan sisa-sisa orang Israel, tetapi adalah menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Nya sampai ke ujung bumi (5-6).
      -- Aspek utama: penyiapan menjadi hamba Allah  
c. Tema utama/pokok pikiran utama:
Sebagai hamba Allah yang dipersiapkan, sejak dari kandungan, menyatakan keagungan-Nya, hendaklah menjadi terang bagi bangsa-bangsa.
Tanya jawab penafsiran:
Definisi
1) Apakah yang dimaksud dengan terang?
     -- terang mewakili apa yang baik, murni, benar, kudus, dan terpercaya atau terandalkan.
      -- sebaliknya gelap mewakili apa yang dosa dan jahat
2) Apakah yang dimaksud dengan menjadi terang bagi bangsa-bangsa? 
     -- Menyampaikan injil keselamatan
     -- Orang Kristen adalah penginjil (Mat 10:27)  
     -- Orang Kristen sebagai panutan (Mat 5:14, 16)
3) Apakah atau siapakah sumber terang?
     -- Allah adalah terang (1Yoh 1:5)
     -- Firman adalah terang (Maz 119:105)
     -- Hikmat adalah terang (Dan 1:21, 22)
     -- Terang adalah tuntunan (Maz 78:14)
4) Siapakah yang dimaksud dengan hamba Allah? 
     -- para nabi
     -- Mesias (Yes 42:1)
     -- Pengikut Kristus (2Tim 2:24)
     -- Orang-orang Kristen (Kis 2:18)
Alasan
5) Kenapa harus menjadi terang? 
     -- karena telah menerima terang, maka balik memancarkan atau memantulkan terang
Cara
6) Bagaimana supaya menjadi terang?
     -- percaya dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi
     -- berserah sepenuhnya pada tuntunan Roh Kudus
7) Bagaimana caranya menjadi hamba Allah?
     -- rendah hati
     -- taat melakukan kehendak Allah
Implikasi
8) Apa yang tersirat dalam menjadi terang? 
     -- tidak melakukan hal-hal gelap 
9) Apa yang tersirat sebagai hamba Allah?
     -- taat dan bergantung sepenuhnya pada Allah
Kesimpulan:
1.  Setiap orang Kristen terpanggil dan dipersiapkan menjadi hamba Allah untuk menyatakan keagungan-Nya
2.  Maka setiap orang Kristen mendapat tugas: hidup menjadi terang bagi orang sekitarnya dari segala bangsa.
3.  Setiap orang Kristen seharusnya menjadi panutan bagi orang-orang sekitarnya 

Pesan:
Jadilah hamba Allah yang telah dipersiapkan meneruskan terang keselamatan bagi segala bangsa. Lakukan apa saja yang baik, murni, benar, kudus, dan dapat dipercaya.
PENERAPAN
Evaluasi
:
Juga berlaku bagi orang Kristen masa kini.
Butir-butir penerapan:
1. Tekun bersaat teduh dan ber-PA
2. Hidup dalam Roh, hidup dalam terang
3. Memupuk keberanian bersaksi.
Tekad/Tujuan
Siap setiap saat berperilaku benar memantulkan terang.
Ayat hapalan:
Yes 49:6b “Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi."
IMS 100115
Ca6tatan:
Pepatah terkenal mengatakan “Habis gelap terbitlah terang”, maksudnya kalau pun mengalami penderitaan, ujung2nya akan berbuahkan kebahagiaan. Menjadi pertanyaan, kenapa harus melewati yang gelap lebih dahulu?

Friday, January 8, 2010

SELANGKAH DEMI SELANGKAH

Prosedur PA-Pribadi dalam 12 Langkah

“Tetapi barang siapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya”  (Yakobus 1:25)

. . . . . kami memiliki pikiran Kristus  (1 Korintus 2:16b)

Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."  (Mat 13:12, 19, 23)

PERSIAPAN

1. Siapkan lembar catatan dan pena untuk mencatat hasil perenungan dan penelaahan.

Lembar catatan: Anda perlukan untuk mencatat segala sesuatu yang anda gali dari Alkitab, terutama fakta-fakta penting yang anda temukan. PA mencakup mencatat apa yang anda amati dan temukan; anda tak dapat menelaah Alkitab tanpa mencatat sesuatu--perbedaan antara membaca dan menelaah Alkitab--. Jika anda belum mencatat pengamatan anda, sebenarnya anda belum memikirinya.

2. Gunakan waktu sebentar berdoa sebelum setiap PA.

Supaya anda dalam persekutuan dengan Dia selama melakukan penelaahan, supaya Roh Kudus menuntun anda dalam penelaahan anda, supaya anda memahami dan menerapkan Firman-Nya. Hapal Mazmur 119:18 dan gunakan itu sebelum setiap penelaahan.

Berdoa: Memohon Tuhan membersihkan hidup anda dari semua dosa yang diketahui dan memenuhi anda dengan Roh Kudus, memohon Roh Kudus mengilhami dan menerangi pikiran anda, pikiran yang rendah hati dan dapat diajar (Maz. 119:18; Yoh. 16:13-15).

Tahap I

PENGAMATAN

--Apa kata konteks?

Survei perikop telaahan--baca lambat, atau cepat tetapi cermat, dari awal sampai akhir dalam sekali baca berulang beberapa kali, tanpa henti, tanpa menafsir--. Amati dan catat apa adanya sebanyak mungkin fakta penting yang bermakna menyeluruh tentang konteks, ajukan pertanyaan-pertanyaan pengamatan: Siapa? Apa? Kenapa? Di mana? Kapan? Bagaimana? Untuk apa? Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut: lihat, cari, amati, kemudian catat temuan anda.

Survei pengamatan: Baca terus beberapa kali tanpa berhenti memperhatikan rincian, baca cepat tanpa terputus berulang-ulang. Setiap kali membaca ulang anda akan memperhatikan hal-hal baru dan gambaran menyeluruh akan semakin jelas. Baca terus dalam doa (Maz. 119:18), dengan pena atau pensil ditangan, sambil mencatat dan mengamati, mulai dari pembacan ulang ke dua dan seterusnya. Ajukan pertanyaan-pertanyaan pengamatan, tanyakan pertanyaan latar belakang dan pertanyaan tentang isi. Catat dalam daftar isian ikhtisar yang sudah dipersiapkan hasil pengamatan untuk mendapat pemahaman umum tentang tujuan penulis, tema, struktur, dan isi.

Pengamatan: Memeriksa apa yang penulis katakan.

Apa kata konteks: Mengamati teks dan teks yang mendahului dan yang mengikutinya--mengamati fakta-fakta dalam teks dalam kaitan hubungan dengan bagian lain Alkitab (supaya selaras dan mengalir).

Daftar isian ikhtisar: Daftar terstruktur sesuai struktur bangunan perikop penelaahan, tempat mencatat hasil pengamatan dan penafsiran, serta kesimpulan dan tekad penerapan.

Langkah 1

Tentang apa:

Pada pembacaan pertama kali, ibarat masih menggunakan lensa sudut lebar (wide angle), tanya dalam hati dan camkan: “Tentang apakah perikop unit telaahan ini?”

Tentang apakah perikop ini (apakah subyek, topik, tema, atau pokok bahasan perikop): Merupakan kesan awal pada pembacaan pertama, cukup dengan beberapa kata (pegangan sewaktu setiap kali membaca ulang)--bisa saja berubah setelah menelaah lebih lanjut.

Survei lebih lanjut bagian demi bagian dan unit telaahan secara keseluruhan, masih dengan lensa sudut lebar, dalam pembacaan ulang seterusnya.

Langkah 2

Tentukan pembagian sub-unit:

Dengan memperhatikan struktur dalam pikiran, perhatikan pembagian mayor dan minor yang terdapat dalam unit telaahan dan tentukan bagian-bagian yang menjadi sub-unit dari unit telaahan: apakah pasal (jika unit adalah satu kitab atau beberapa pasal) atau paragraf (jika unit adalah satu pasal atau satu segmen/bagian pasal).

Perhatikan pula apakah ada pembagian yang lebih mayor, sebagai bagian utama atau seksi, terdiri dari beberapa pasal atau paragraf yang menjadi atasan dari sejumlah sub-unit tersebut. Bagian-bagian yang lebih minor dari sub-unit, paragraf atau ayat-ayat, menjadi bagian bawahan dari masing-masing sub-unit dalam satu kolom yang sama. Pembagian cukup maksimum sampai tiga tingkatan saja, yaitu unit, bagian/seksi, dan sub-unit. Cantumkan nomor ayat masing-masing bagian dan sub-unit.

Jumlah kolom dalam daftar isian ikhtisar penelaahan ditentukan oleh jumlah sub-unit tersebut.

Unit telaahan: kitab, pasal, atau bagian dari pasal (segmen), sebagai perikop yang menjadi kesatuan lengkap bahan/obyek telaahan.

Sub-unit: satuan kecil dari unit telaahan yang mengandung satu pokok pikiran tertentu.

Bagian utama: satuan lebih kecil (seksi) dari unit telaahan yang membawahi sejumlah sub-unit

Langkah 3

Temukan fakta relevan—temukan di atas permukaan:

Ajukan pertanyaan-pertanyaan dan catat jawabannya tentang hal-hal dibawah ini:

a. Temukan tokoh-tokoh dalam nas perikop ini.

Tokoh: Siapa yang bicara? Mengenai siapa ia bicara? Siapa pelaku?, dan seterusnya, siapa penulis, kepada siapa ditulis. Siapa tokoh-tokoh utama, tokoh kunci? Siapa paling banyak disebut? Bagian apa mereka perankan?

b. Temukan tempat dan waktu.

Tanggal unit telaahan ditulis; tempat utama dan setting.

c. Beri judul unit telaahan dan bagian-bagiannya.

Beri judul singkat tiap bagian unit telaahan, yang menggambarkan isi utama pasal atau paragraf; yaitu judul bagian utama dan judul masing-masing sub-unit bawahannya, yang adalah judul kolom yang bersangkutan; juga judul setiap paragrafnya, walau menjadi bawahan sub-unit yang bersangkutan; juga judul unit telaahan secara keseluruhan, yakni kitab atau pasal atau bagian dari pasal yang menjadi unit telaahan. Jika unit kurang dari 6 pasal berikan untuk tiap pasal dan tiap paragraf.

Judul singkat: Singkat tetapi kreatif (1-4 kata), judul yang menggambarkan isi utama pasal/paragraf bagian-bagian utama unit telaahan --dengan judul-judul tersebut dapat dibuat outline isi unit telaahan.

d. Catat proporsi dan rasakan nada emosional.

Perhatikan dan catat proporsi ruang yang ditempati bagian/gagasan pikiran tertentu dibanding bagian lain (suatu petunjuk bagian tersebut adalah lebih penting).

Nada emosional: Apakah penulis marah? Sedih? Senang? Cemas? Geram? Tertekan? Tenang? Bagaimana perasaan pendengarnya? Bagaimana perasaan anda?

e. Amati bentuk sastra perikop.

Mengamati bentuk sastra membantu memagari penafsiran, supaya tidak keliru menafsir.

Bentuk sastra perikop: Prosa atau puisi, narasi sejarah, biografi, atau kejadian, hukum, nubuat, kidung, doa, amsal, perumpamaan, surat atau esai-- cara penafsiran akan berbeda

Pada pembacaan ulang selanjutnya, dan langkah selanjutnya mulai langkah ini, teruskan dengan pengamatan terinci, ibarat menggunakan lensa tilik dekat (close-up). Tilik lebih lanjut setiap sub-unit.

Langkah 4

Tilik lebih lanjut setiap sub-unit—tilik di bawah permukaan:

a. Periksa tiap sub-unit apa yang menjadi pokok bahasan.

Pokok bahasan: Tentang apa? Perihal apa? Apa subyek, pokok hal, atau tema?

b. Tuliskan ringkasan isi dari setiap sub-unit, yang menunjukkan hubungan antar bagian-bagian dari sub-unit tersebut.

c. Tulis pokok pikiran utama setiap sub-unit sebagai butir utama ringkasan (simak dari ayat kuncinya).

Dibalik setiap penyataan nas Alkitab terdapat setting dekat yang memberi petunjuk apa yang ada dalam pikiran penulis; yaitu gagasan dan kata-kata serupa atau berulang yang membantu menunjuk pada gagasan utama. Ini menjadi kunci pembuka makna teks yang bersangkutan.

Pokok pikiran utama: gagasan utama, hasil pemikiran utama, pokok pikiran atau hal pokok yang menjadi dasar berpikir, bicara, dan menulis.

Ringkasan: Tulis pernyataan atau uraian ringkas yang memperlihatkan susunan logis dari setiap isi sub-unit, mulai dari yang utama sampai ke butir-butir pendukung, yang mendasari pemikiran penulis.

Uraikan isi umum, jangan dulu tafsirkan apa yang anda lihat saat ini, sasaran anda adalah menjadi familiar dengan pasal—gunakan pernyataan tesebut sebagai butir utama outline/ringkasan.

Tergantung selera anda, ringkaskan dengan:

· parafrasa, tulis dalam kata-kata anda sendiri, usahakan menyingkatnya dari pada memperluasnya; atau

· outline, jika sub-unit berupa pasal, ikuti pembagian paragraf, beri judul setiap paragraf, tempatkan beberapa sub-butir dibawah masing-masing; atau

· tulis ulang tanpa anak kalimat dan frasa, gunakan hanya subyek, verba, dan obyek.

d. Tentukan ayat kunci dari nas keseluruhan unit perikop ini.

Ayat kunci: Ayat yang menentukan, yang “membuka” gagasan/pokok pikiran utama

e. Tuliskan tema utama nas keseluruhan unit telaahan ini.

Apa kata penulis? Apa penekanan utama penulis?

Tema utama: Subyek utama, pokok bahasan utama, tema utama, inti berita, gagasan atau frasa yang sering diulang, atau pernyataan kunci -- pengembangan atau penegasan dari butir langkah pertama di atas: Tentang apakah perikop ini?

f. Temukan istilah-istilah penting dan utama.

Istilah utama: Istilah yang menentukan dalam gagasan/aspek utama (kata kerja, kata benda, kata sifat, dan lain-lain), kata-kata penting/significant, paling sering diulang, atau yang mendapat penekanan.

Istilah penting: juga istilah-istilah lain yang perlu dilihat artinya atau penggunaannya dalam konteks, ataupun kamus atau konkordans.

Bahasa Alkitab dapat dimaknai apa adanya; Firman Allah tidak perlu di-decoded untuk menemukan lebih dalam apa arti tersembunyi di baliknya, karena memang bukan bahasa sandi. Penulis Alkitab selalu mengatakan apa yang dimaksud dan memaksud apa yang dikatakan. Ketika bahasa kiasan dan perlambangan dibaca dalam konteks biasanya ada pengertian biasa-biasa saja yang mudah dirasakan.

g. Catat ciri-ciri khas istimewa atau khusus, jika ada.

Ciri khas: Fakta lain tambahan yang hanya khusus menyangkut perikop telaahan, atau kitab yang bersangkutan, untuk renungan penerapan

Langkah 5

Catat hubungan struktural utama:

Catat hubungan struktural utama. Temukan pula aspek utama dari hubungan utama tersebut. Periksa rancang bangun tiap sub-unit dan secara keseluruhan unit, bagaimana struktur sastranya.

Hubungan struktural memberi petunjuk tentang jalan pikiran, atau beban hati si penulis.

Struktur sastra: Bagaimana unsur-unsurnya tersusun, terjalin, terkait dalam membangun jalan pikiran penulis; bagaimana penulis mengembangkan tema.

Hubungan struktural: Hubungan sebab-akibat, puncak, pembandingan, penentangan, titik balik, generalisasi, partikularisasi, pendahuluan, tanya-jawab, atau hubungan pengulangan, serta kata-kata yang menunjukkan peralihan pikiran:

· Hubungan sebab-akibat (Yoh. 3:16) atau akibat-sebab (Rom. 1:16). Yang satu merupakan konsekwensi dari yang lain; kata petunjuk: karena, sebab, sehingga, maka.

· Puncak. Pemaparan secara progresif-- suatu urutan kejadian atau ide bergerak dalam penguatan perasaan menuju suatu puncak, memberikan proporsi ruang yang lebih besar pada orang-orang atau ide-ide kunci; menggunakan kata-kata seperti: apalagi, pandanglah, perhatikanlah, sesungguhnya, aku berkata kepadamu. Hosea 1-3; 6; 11; 14.

· Pembandingan. Membandingkannya dengan hal-hal atau cara-cara yang mirip; kata petunjuk: seperti, sebagaimana. Maz. 103:13; Hos. 1-3; Mat. 6:12.

· Penentangan. mempertentangkan hal- hal yang tidak sama tetapi dalam satu kategori; kata petunjuk: tetapi, walaupun, namun, sekalipun, biarpun, meskipun. Yoh. 3:16; Rom. 6:23.

· Titik balik. Suatu perubahan atau pembalikan arah ditengah tulisan. 2 Sam. 11:27b.

· Generalisasi, dari spesifik ke umum, memberikan ide-ide terurut dan disimpulkan pada bagian akhir.

Partikularisasi, dari umum ke spesifik, Mat. 5:17-48. Membuat suatu pernyataan umum pada permulaan dan diikuti dengan penjelasan.

· Pendahuluan. Bagian yang menyiapkan jalan untuk penyajian bagian berikutnya, menjelaskan artinya pada bagian akhir.

· Tanya-jawab/pemecahan masalah. Dimulai dengan penyataan masalah, diikuti dengan pemecahannya. Keluaran 1-5; Mark. 7; Mat. 24.

· Pengulangan. Pengulangan kata, frasa, gagasan, tema, struktur, atau unsur lain, baik pengulangan yang sama atau sedikit diubah. Amos 1:3-2:8.

· Kata-kata yang menunjukkan peralihan pikiran a.l.: dan, maka, seperti, terlebih: menghubungkan atau memperluas dua atau lebih ide atau aksi yang sama; sementara itu, ketika, pada waktu itu: menunjukkan kejadian yang terjadi secara bersamaan; oleh sebab itu, oleh karena itu, maka: menunjukkan suatu hasil atau kesimpulan; jika ... maka: menunjukkan kondisi prasyarat dan hasilnya.

Aspek utama: Segi, sisi, atau sudut utama suatu pandangan, pendapat, masalah, atau ketentuan.

Langkah 6

Temukan ayat-ayat paralel:

Periksa/catat ayat-ayat paralel.

Ayat paralel: Ayat-ayat yang sama/mirip dengan ayat dalam teks, terdapat di bagian lain Alkitab; biasanya dicantumkan dalam catatan kaki atau catatan pinggir dalam Alkitab.

Langkah 7

Temukan ayat-ayat konteks:

Amati konteks perikop: periksa aliran gagasan, pokok pikiran, pemakaian dan pengertian biasa dari istilah, doktrin dan kebenaran fundamental dalam ayat atau bagian yang mendahului dan yang mengikuti, dan dalam hubungan dengan bagian-bagian Alkitab keseluruhannya.

Cari ayat-ayat bersangkutan, yaitu ayat-ayat bandingan (cross-reference) yang membantu menjelaskan lebih lanjut apa yang tertulis dalam teks unit telaahan—pakai konkordansi dan alat bantu lain.

Amati konteks: menghubungkan fakta-fakta dari teks dan membandingkannya dengan bagian lain Alkitab, untuk memastikan penafsiran nanti selaras dan mengalir dengan secara keseluruhan Alkitab.

Amati konteks perikop: konteks aliran gagasan, pokok pikiran dalam konteks dekat dan konteks luas Alkitab; konteks pemakaian dan pengertian biasa dari istilah, konteks doktrin dan kebenaran fundamental, dalam ayat atau bagian yang mendahului dan yang mengikuti, dalam hubungan dengan bagian-bagian Alkitab keseluruhan.

Cari ayat-ayat rujukan, yaitu ayat-ayat bandingan (cross-reference) yang membantu menjelaskan lebih lanjut apa yang tertulis. Cari lebih dahulu dalam kitab yang sama (korelasi internal), selanjutnya dari Kitab Perjanjian yang sama, dan akhirnya di bagian lain Alkitab. Ada beberapa tipe ayat-ayat bandingan, yaitu a) ayat bandingan murni, disebut juga ayat bandingan paralel karena hampir sama dengan ayat yang dianalisa; b) ayat pembanding ilustratif, memberi ilustrasi atas apa yang dikatakan ayat yang dianalisa; c) ayat bandingan berlawanan, mengatakan yang berlawanan dengan ayat yang dianalisa, walau sebenarnya adalah pendekatan subyek dari sudut pandang berbeda.

Dalam memakai ayat bandingan supaya hati-hati, pastikan memeriksa konteks dari ayat bandingan yang dipilih.

Langkah-langkah mencari ayat-ayat bandingan--gunakan konkordans*:

· Lihat dalam kitab yang sama (korelasi internal),

· bandingkan dengan tulisan lain dari penulis yang sama (korelasi eksternal),

· bandingkan dengan kitab lain dari Perjanjian yang sama,

· bandingkan dengan rujukan dalam seluruh Alkitab.

Tipe ayat-ayat bandingan:

· ayat bandingan murni atau paralel (ayat yang hampir sama/mirip),

· ayat bandingan ilustratif (kejadian atau tokoh nyata dalam sejarah mengilustrasi apa yang dikatakan ayat yang ditelaah),

· ayat bandingan bertentangan (kebalikan dari apa yang dikatakan ayat yang ditelaah, seolah kontradiksi, tetapi sebenarnya pendekatan subyek dari sudut pang berbeda).

*) tentukan kata atau frasa dalam ayat yang mau dibanding/dicari cross-reference dalam konkordans.

Langkah 8

Temukan penyataan Kristus:

Perhatikan penyataan Kristus, yaitu penyataan atau ungkapan yang menceriterakan sesuatu tentang Yesus Kristus, Roh Kudus, atau Allah Bapa.

Penyataan Kristus: Penyataan atau ungkapan yang menceriterakan sesuatu tentang Yesus Kristus, Roh Kudus, atau Allah Bapa. Apa yang dapat saya pelajari tentang sifat Yesus dari bacaan ini? Atribut apa dari Allah tergambar di sini dalam Kristus? (contoh: kasih-Nya, keadilan-Nya, belas kasihan-Nya, kekudusan-Nya, kuasa-Nya, dan kesetiaan-Nya).

Tahap II

PENAFSIRAN

--Apa arti teks? Apakah maksud penulis?

Analisa hasi pengamatan, tarik benang merah dan petik kebenaran yang tersingkap, bagaikan kembali menggunakan lensa sudut lebar meninjau indahnya panoramanya setelah kabut mulai tersingkir.

Penafsiran: Apa arti teks, apa maksud penulis; pemahaman apa yang dimaksud oleh penulis, apa yang ingin penulis sampaikan kepada pembacanya semula.

Langkah 9

Temukan apa maknanya dan kaitannya dengan hidup anda:

Selidiki duluan hal utama, yaitu hubungan struktural utama, termasuk aspek utamanya, serta istilah utama, dan tema/pokok pikiran utama; periksa detail hanya kalau relevan. Temukan apa maknanya dan kaitannya dengan hidup anda.

Ajukan pertanyaan dan temukan jawabannya:

a) Tanya jawab penafsiran: Ajukan pertanyaan tentang definisi, alasan, cara, implikasi, dan asumsi mengenai istilah utama, dan aspek utama dari hubungan utama, dan tuliskan jawabannya. Bila perlu, cari jawaban dalam Alkitab, peta Alkitab, kamus Alkitab, ensiklopedia Alkitab, dan konkordansi. Periksa uji semua jawaban.

Ajukan pertanyaan: Ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menemukan jawaban apa maknanya, hasil perenungan (tanya-jawab ini) apa yang mau ditanya dan apa jawabnya dari dalam teks dan konteks. Fokuskan terutama pertanyaan pada struktur untuk menyelidiki hubungan struktural, yakni pertanyaan-pertanyaan tentang struktur, dan kata-kata/kalimat terkait: a) pertanyaan-petanyaan tentang definisi: Siapa atau apa ini? Apa arti atau pentingnya ini?; b) alasan: Kenapa ini demikian? Apa maksudnya?; c) cara: Bagaimana ini dilakukan; d) implikasi (apa yang tersirat, arti atau maksud yang terkandung--yang tak dinyatakan langsung): Apa yang dimaksudkan/tersirat dengan ini?, dan e) asumsi: Apa yang diasumsi? dan pertanyaan lain dimana perlu (misalnya tempat dan waktu). Definisi harus selalu ditanyakan, sedangkan yang lainnya dimana perlu untuk memperjelas definisi; maka alasan, cara, implikasi, dan asumsi merujuk pada definisi.

Dan pertanyaan-pertanyaan lain, selalu tuliskan pertanyaannya walaupun anda belum menemukan jawabannya (mana tau kelak akan anda temukan); makin banyak anda bertanya makin banyak anda peroleh dari teks.

Cari jawaban: Dalam konteks, dalam istilah-istilah utama dari penggunaan di bagian lain Alkitab, atau (upaya terakhir!) dalam kamus, peta, dan ensiklopedia Alkitab, atau dalam konkordansi.

Periksa uji semua jawaban: Bentuk dan arti kata dalam konteks, alur pikiran dalam konteks, maksud penulis, lingkungan atau dalam terang sejarah, budaya, ekonomi, sosial, dan kejadian umum latar belakang kitab/tulisan, dan dengan kearifan rohaniah, akal sehat, dan pengalaman pribadi kita.

b) Buat ringkasan tafsiran: simpulkan kebenaran-kebenaran utama.

Kesimpulan penafsiran: Tuliskan asas-asas pokok, wawasan, pengertian yang anda peroleh. Tanya diri anda (perenungan) apa yang Tuhan inginkan dalam unit telaahan itu, apa yang Tuhan ingin ajarkan, atau apa pokok pikiran yang penulis ingin sampaikan?

c) Tuliskan secara ringkas padat apa PESAN perikop telaahan (tuliskan pokok pesan dan pelengkapnya).

Pesan: Tesis, prinsip umum, kebenaran dasar yang hendak disampaikan oleh perikop telaahan kepada pembaca.

Tahap III

PENERAPAN

--Apa arti teks ini bagi hidup saya?

(perintah Yesus--Luk. 6:46-49)

Evaluasi kelayakan tafsiran untuk penerapannya.

Evaluasi kelayakan tafsiran: Apakah masih relevan dengan masa kini; apakah bersifat lokal (hanya untuk pembacanya semula sesuai waktu, lokasi, budaya setempat) atau mempunyai arti universal; apakah sesuai dengan standar hidup dan ucapan-ucapan Yesus.

Periksa kemungkinan kebenaran Firman dalam nas yang bersangkutan telah mengalami penghalusan, revisi, atau pemutakhiran (atau pembatalan) oleh pengungkapan-pengungkapan Alkitabiah berikutnya.

Korelasi dengan bagian lain Alkitab untuk penjelasan lebih lanjut arti teks, yaitu menemukan cross-references atau ayat-ayat bandingan atau rujukan untuk ayat-ayat nas anda. Lihat caranya pada Langkah 7.

Langksh 10

Renungkan butir-butir penerapan:

Setelah evaluasi renungkan/meditasi dalam doa pilihan kebenaran Firman yang mau diterapkan; dahulukan prinsip utama.

Pilih dari antaranya butir-butir yang menjadi tujuan penerapan, yang dapat/mau diterapkan segera; nyatakan secara spesifik, konkrit, dan praktis.

Perenungan penerapan: Renungkan/meditasi dalam doa pilihan kebenaran Firman yang mau diterapkan. Dahulukan prinsip utama. Perenungan atau meditasi artinya “memikirkan dengan sungguh-sungguh, mempertimbangkan, merenungkan dalam pikiran.”

Melalui meditasi Firman Allah menjadi penuh makna dan nyata bagi anda, dan Roh Kristus akan memakai waktu ini menerapkan Firman Allah dalam hidup anda dan masalah-masalahnya. Perenungan adalah kunci menemukan bagaimana menerapkan Firman, dan pada dasarnya adalah mengolah pikiran--ambil buah pikiran yang yang Allah berikan kepada anda, masukkan dalam pikiran anda dan pikirkan berulang-ulang.

Caranya?

o Bayangkan/visualisasi adegan narasi dalam pikiran anda. Bayangkan anda sebagai peserta aktif memerankan tokoh dalam adegan alkitabiah tersebut, dalam konteks sejarah dan budaya yang bersangkutan. Apa yang anda akan rasakan? Apa yang anda akan katakan? Apa yang anda akan lakukan? Cuplikan nas akan menjadi hidup bagi anda.

o Atau baca suatu ayat dengan kuat beberapa kali, setiap kali beri tekanan pada satu kata yang berbeda, berganti-ganti setiap kata dalam kalimat yang bersangkutan. Anda akan mendapat arti/pesan yang berbeda-beda setiap kali.

o Atau parafrasa cuplikan nas yang bersangkutan.

o Atau pribadikan nas dengan mengganti nama pribadi anda menggantikan nama atau kata ganti yang berkenaan.

o Atau ajukan pertanyaan-pertanyaan:

§ Apakah yang nas ini ajarkan tentang Tuhan Yesus Kristus?

§ Adakah sesuatu dosa untuk saya akui dan tinggalkan dalam nas ini?

§ Adakah sesuatu perintah untuk saya taati dalam nas ini?

§ Apakah saya mau melakukannya bagaimanapun perasaan saya?

§ Adakah sesuatu janji untuk saya tagih? Apakah janji universal? Apakah saya memenuhi syarat?

§ Adakah sesuatu pengajaran/suruhan untuk saya turuti?

§ Hal baru apakah yang saya pelajari tentang Allah Bapa, Yesus Kristus, Roh Kudus, atau pengajaran alkitabiah lainnya?

§ Adakah sesuatu doa yang harus saya doakan? Bagi diri sendiri, keluarga, teman, dan musuh, dan lain-lain? Adakah sesuatu yang perlu saya doakan balik kepada Allah?

§ Adakah sikap yang harus saya ubah? Apakakah saya mau mengubah sesuatu sikap negatif dan mulai membangun yang positif?

§ Adakah contoh untuk saya teladani? Apakah contoh positif untuk ditiru atau yang negatif untuk dihindari?

§ Adakah sesuatu untuk saya puji Allah?

§ Adakah sesuatu untuk saya syukuri?

Dari kesimpulan umum tentang penerapan kebenaran Firman yang ditemukan dalam perikop, turunkan penerapan yang lebih spesifik, konkrit, dan praktis yang mengena pada diri sendiri, pada masalah atau beban pikiran yang sedang digumuli, sesuai arahan/dorongan/pengertian dari Roh Kudus.

Langkah 11

Buat atau rumuskan tekad:

1. Buat janji bertanggung jawab atau tekad untuk melaksanakan penerapannya dan bawakan dalam doa, mohon kekuatan, keberanian, kepercayaan diri, dan keteguhan hati, serta bimbingan Roh Kudus dalam melaksanakannya.

2. Tuliskan singkat TUJUAN yang diinginkan.

Tekad penerapan: Tulis penerapan dari pengertian yang anda temukan melalui perenungan anda, haruslah pribadi, praktis (sesuatu yang dapat anda laksanakan), mungkin, dan dapat dibuktikan/terukur; misalnya Pengkhotbah 6:7 (“Segala jerih payah manusia adalah untuk mulutnya, namun keinginannya tidak terpuaskan.”):

pribadi: saya perlu me . . . . .
praktis: saya perlu mengurangi berat badan
mungkin: saya perlu mengurangi berat badan 5 kg
terukur: saya perlu mengurangi berat badan 5 kg sebelum akhir bulan depan.

Janji bertanggung jawab atau tekad: pilih salah satu dari penerapan hasil perenungan, “Apa yang akan saya lakukan sekarang?” Pilih dari antaranya yang dapat/mau diterapkan segera. Buat janji bertanggung jawab (commitment) atau tekad untuk melaksanakannya dan bawakan dalam doa, mohon kekuatan, keberanian, kepercayaan diri, dan keteguhan hati, serta bimbingan Roh Kudus melaksanakannya.

Tujuan penerapan: butir-butir penerapan yang diingingkan oleh pembicara atau penulis segera terlaksana dalam kehidupan rohani si penelaah Firman, sebagai responsnya,.

Langkah 12

1. Pilih ayat hapalan:

Hapal ayat kunci, ayat yang juga menjadi kunci penerapan yang anda tulis.

Hapal ayat kunci: Dari hasil renungan pilih dan hapal satu ayat yang khususnya penuh arti bagi anda, ayat kunci dari penelaahan anda, ayat yang menjadi kunci bagi penerapan yang anda tulis/tekadkan.

Tidak ada orang yang terlalu tua untuk menghapal Firman Allah. Tulis ayatnya pada secarik kertas tebal, misalnya seukuran kartu namja yang mudah diselipkan dalam kantong atau dompet. Baca/hapal sambil menunggu bis, peaswat, antrian apa saja yang memungkinkan dan ruang tunggu lainnya; tulis kata tunjuk/referensi di salah satu sisi kartu dan ayatnya di sisi baliknya. Cara terbaik lagi, gunakan beberapa menit sebelum tidur mjalam hari, supaya bawah sadar anda mjembantu membantu menanamkan ayat tersebut dalam pikiran anda sambil anda tidur (Mazmur 119:15).

2. Bagikan hasil penelaahan dengan orang lain:

(“Timotius” anda, dan sesama anggota kelompok PA).

Bagikan: Penelaahan Alkitab merupakan santapan bagi jiwa dan meningkatkan pengertian akan Firman Allah. Karenanya hasil PA, termasuk penerapannya, harus dibagikan kepada orang lain dalam rangka kesaksian iman yang bisa memperkuat iman sesama.

IMS - 100106

------------------------------------------------------------------

LAMPIRAN

Berikut ini contoh catatan PA-Pribadi hasil penerapan prosedur di atas:

Unit telaahan: Markus 2:1-3:6                              Tanggal: 06/01/10

PENGAMATAN

Mark 2:1-3:6 “Yesus yang Kontroversial

Tentang: Persepsi yang keliru

Siapa dapat mengampuni dosa? Kenapa makan bersama orang berdosa? Kenapa tidak berpuasa? Kenapa boleh pada hari Sabat

2:1-12

13-17

18-22

23-3:6

Tokoh/pelaku:
Yesus; orang lumpuh, ahli Taurat

Yesus, Lewi pemungut cukai, orang Farisi

Yesus, orang-orang

Yesus, orang Farisi, orang yang mati sebelah tangan
Tempat/waktu: Kapernaum, awal masa pelayanan Yesus
Pantai danau Galilea
 
Ladang gandum, Sabat, rumah ibadat
Proporsi, suasana emosional:
   

Yesus berdukacita atas kedegilan ahli Taurat dan Farisi
Bentuk sastra:
Narasi kejadian

Narasi kejadian

Narasi kejadian

Narasi kejadian
Pokok bahasan:
Pribadi Yesus


Pelayanan Yesus


Yesus dan ibadah


Yesus dan hukum
Ringkasan isi:
Anak Manusia berkuasa mengampuni orang berdosa (10)
- dosa si lumpuh diampuni karena imannya (5)
- kuasa Yesus dibuktikan dengan menyembuhkan-nya (11, 12)

Yesus menyatakan kedatangan-Nya untuk memanggil orang berdosa (17)
- Yesus memanggil Lewi, seorang pemungut cukai (14)
- Yesus makan di rumah Lewi bersama banyak pemungut cukai dan orang berdosa (15)

Selama bersama mempelai, sahabat-sahabatnya tidak dapat berpuasa (19)
- seperti juga kain yang belum susut tidak ditambalkan pada baju tua (21)
- seperti juga anggur baru tidak dimasukkan dalam kantong tua (22)

Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat (28)
- Hari Sabat diadakan untuk manusia, bukan manusia untuk hari Sabat (27)
- Berbuat baik boleh pada hari Sabat (3:4)
- Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat (3:5)
Ayat kunci utama:
2:10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa (. . . 17 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa . . . 28 Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat)
Pokok pikiran/tema utama:
Koreksi Yesus atas kesalahan persepsi ahli Taurat, orang Farisi, dan umum tentang siapa Yesus sebenarnya.
Istilah penting/utama:
Mengampuni, memanggil, berdosa, mempelai, berpuasa, Sabat
Ciri khas:
---
Hubungan struktural utama:
tanya-jawab—1) Ketika Yresus berkata kepada seorang lumpuh, bahwa dosanya sudah diampuni, ahli Taurat yang menyaksikannya berpikir dalam hatinya, siapa yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah sendiri (2:7); Yesus berkata kepada mereka, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa, lalu membuktikannya dengan menyembuhkan orang lumpuh itu (2:8-12).
2) Ketika Yesus memanggil seorang pemungut cukai agar mengikut Dia, dan kemudian makan di rumahnya, ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi berkata kepada murid-murid-Nya, mengapa Yesus makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa (2:16); Yesus mendengarnya dan berkata, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melaikan orang berdosa.” (2:17)
3) Mengetahui murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang bertanya kepada Yesus, mengapa murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid Yesus tidak (2:18); jawab Yesus kepada mereka, bahwa selama mempelai laki-laki itu bersama sahabat-sahabatnya, mereka tidak dapat berpuasa.
4) Ketika melihat murid-murid Yesus memetik bulir gandum pada hari Sabat, orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat (2:23-24); jawab Yesus, bahwa hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi, Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat (2:27-28).
Kemudian di suatu rumah ibadat pada hari Sabat tersebut orang-orang Farisi mengamat-amati apakah Yesus akan menyembuhkan seorang yang mati sebelah tangannya, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia (3:1-2); setelah menjawab mereka, bahwa berbuat baik atau menyelamatkan nyawa orang diperbolehkan pada hari Sabat, Ia menyembuhkan tangan orang itu (3:3-5).
-- Aspek utama: ketuhanan Yesus yang dipertanyakan (dalam menjalankan misi-Nya di bumi)
Ayat paralel:
ay 2:1-12 : Mat 9:1-8; Luk 5:17-26
ay 2:13-17  : Mat 9:9-13; Luk 5:33-39
ay 2:23-3:6  : Mat 12:1-14; Luk 6:1-11
ay 23  : Ul 23:25
ay 25-26  : 1Sam 21:1-6
ay 26  : Im 24:5-9.
Ayat konteks:
ay 5, 10 dasar pengampunan dosa—Kis 10:43 . . . bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya; Maz 86:5 Sebab Engkau , ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.
ay 17 memanggil menawarkan keselamatan—Mat 9:13 . . . karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa
ay 19 sahabat mempelai laki-lakiMark 3:35 Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu.
ay 19 mempelai laki-laki ditemani sahabat-sahabatnyaYoh 3:29 Yang empunya mempelai perempuan ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai lakii-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacita itu penuh.
ay 3:4 peraturan hari Sabat tentang pekerjaan berbuat baik—Mat 12:12 Bukankah manusia jauh lebih berharga daripada domba? Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat; Luk 13:15 Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: “Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?
Penyataan Kristus:
Belas kasihan-Nya, kuasa-Nya, kasih-Nya, dan kesetiaan-Nya.
PENAFSIRAN
Hal-hal utama
:
a. Istilah utama: mengampuni; memanggil; sahabat mempelai; Sabat.
b. Hubungan utama: tanya-jawab—Serangkaian pertanyaan penting kepada Yesus tentang aspek utama mengenai pribadi dan pekerjaan-Nya
    -- Aspek utama: keabsahan ketuhanan Yesus dipertanyakan.
c. Tema utama/pokok pikiran utama: Koreksi Yesus atas kesalahan peresepsi ahli Taurat, orang Farisi, dan umum tentang siapa Yesus sebenarnya.
Tanya jawab penafsiran:
Definisi
1) Apakah arti kata paling penting dalam pertanyaan utama dan apa jawabannya?
     -- mengampuni: tidak memperhitungkan lagi
     -- berdosa: melanggar Firman Tuhan
     -- makan:  berkawan/bergaul
     -- memanggil: melayani untuk bertobat
     -- berpuasa: menyesali dosa, membersihkan pikiran dan hati, bukan pamer suci
     -- mempelai laki-laki: Yesus yang mengasihi murid/sahabatNya
     -- Sabat: hari untuk istirahat dan ibadah; hari berbuat baik
2) Apa yang orang-orang pertanyakan tentang pribadi Yesus dan pekerjaan-Nya, dan apa jawaban Yesus?
     -- dipertanyakan: Tidak ada yang dapat mengampui dosa selain daripada Allah; jawaban: di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa
     -- dipertanyakan: Kesediaan Yesus makan bersama orang berdosa; jawaban: Kedatangan Yesus ke dunia adalah memanggil orang berdosa—maka Ia melayani dengan mengawani orang berdosa dan memuaskan kebutuhan mereka mendengar Yesus
     -- dipertanyakan: Pelanggaran murid-murid Yesus atas ketentuan ibadah puasa; jawaban: selama bersama mempelai laki-laki, sahabat-sahabatnya tidak berpuasa—sementara bersama Yesus, hati murid-muridnya telah siap menerima pengajaran Yesus, bukan seperti orang Farisi yang disamakan dengan ‘baju yang tua’ atau ‘kantong kulit tua’ yang kaku tak bisa menerima pengajaran Kristus
     -- dipertanyakan: Pelanggaran murid-murid Yesus dan Yesus sendiri atas ketentuan istirahat pada hari Sabat; jawaban: hari Sabat diadakan untuk manusia bukan sebaliknya, berbuat baik dan menyelamatkan nyawa orang diperbolehan pada hari Sabat—peraturan agama tidak seharusnya membatasi orang berbuat baik dan berbuat kasih.
Alasan
3) Kenapa pertanyaan-pertanyaan tersebut ditanyakan tentang pribadi Yesus, pekerjaanNya, ibadahNya, dan pemahamanNya tentang Hukum?
     -- penanya tidak tahu/menerima/percaya bahwa Yesus sesungguhnya adalah Tuhan dan Mesias yang mereka nantikan.
4) Kenapa Yesus menjawabnya seperti yang dilakukanNya? 
     -- Yesus tidak menjawab langsung tentang ketuhanan-Nya, karena kedegilan hati orang-orang Farisi, sedangkan orang banyak yang turut mendengar-Nya belum siap untuk menerima.
5) Kenapa tanya-jawab tersebut disajikan bersama dengan cara ini bagi para pembaca?
     -- karena kesamaan dalam persoalannya.
6) Kenapa ditempatkan di sini pada awal pemaparan Markus tentang Yesus?
     -- agar pembaca segera memahami akan ketuhanan Yesus.
Implikasi
7) Apa yang tersirat dari setiap tanya-jawab ini?
     -- bahwa Yesus adalah Allah sendiri, Mesias yang dinantikan.
8) Apa yang tersirat tentang kecemasan penulis? 
     -- agar pembaca tidak keliru menanggapi pribadi dan pelayanan Yesus selagi di dunia ini.
9) Apa yang tersirat tentang pemahaman orang mengenai Yesus?
     -- kurang memahami atau tidak mau memahami.
10) Apa yang tersirat tentang pemahaman Yesus mengenai diri-Nya sendiri?
     -- jelas memahami, bahwa Ia adalah sepenuhnya manusia (Anak Manusia) sekali gus sepenuhnya Tuhan (Anak Allah).
11) Apa yang tersirat tentang sifat ibadah?
     -- ibadah adalah untuk memuji Tuhan, bukan memuji diri.
12) Apa yang tersirat tentang arti mentaati hukum?
     -- tujuan hukum Allah adalah untuk meningkatkan kasih akan Allah dan sesama.
13) Apa yang tersirat tentang makna Sabat bagi murid Yesus?
     -- Sabat adalah untuk kepentingan manusia agar dapat beristirahat secukupnya supaya dipulihkan secara badani dan rohani, namun tidak menghalangi orang berbuat baik, karena Sabat adalah juga untuk berbuat baik (3:4).
Kesimpulan:
1. Yesus adalah sepenuhnya manusia (Anak Manusia) sekali gus sepenuhnya Tuhan (Anak Allah)
2. Ibadah adalah untuk memuji Tuhan, bukan memuji diri.
3. Jangan kaku berpegang pada hukum, sehingga tidak melihat bahwa tujannya adalah untuk meningkatkan kasih akan Allah dan sesama.
Pesan:
Koreksi Yesus atas kesalahan persepsi ahli Taurat, orang Farisi, dan umum tentang siapa Yesus sebenarnya, adalah juga menjadi kewajiban setiap orang percaya masa kini meneruskannya.
PENERAPAN
Evaluasi
:
Kebenaran yang terdapat dalam perikop ini adalah pengajaran Yesus sendiri.
Butir-butir penerapan:
1. Lebih mengenal lagi siapa Yesus.
2. Untuk itu supaya tekun membaca dan merenungkan Firman dan ber-PA.
3. Selalu berbuat baik kapan saja karena mengasihi Allah dan sesama.
4. Memuji Tuhan dan mengucap syukur kepada-Nya selalu.
Tekad/Tujuan:
Selalu berbuat baik, kapan saja dan di mana saja, karena mengasihi Allah Bapa dan sesama.
Ayat hapalan:
Mazmur 86:5 Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.

IMS - 100108

Friday, January 1, 2010

TAHUN BARU HIDUP BARU

“Selamat Tahun Baru Dua Ribu Sepuluh”
Tahun baru hidup baru,
Melangkah tegap dengan iman teguh:
”Tuhan peduli aku.”

IMS 091231