Ayub 28:1-12 Epistel Minggu 4 Juli 2010
GALI HARTA TAK TEMUKAN HIKMAT
Demi Gali Harta Tak Hiraukan Pelestarian Lingkunan
1 "Memang ada tempat orang menambang perak dan tempat orang melimbang emas; 2 besi digali dari dalam tanah, dan dari batu dilelehkan tembaga. 3 Orang menyudahi kegelapan, dan batu diselidikinya sampai sedalam-dalamnya, di dalam kekelaman dan kelam pekat. 4 Orang menggali tambang jauh dari tempat kediaman manusia, mereka dilupakan oleh orang-orang yang berjalan di atas, mereka melayang-layang jauh dari manusia. 5 Tanah yang menghasilkan pangan, dibawahnya dibongkar-bangkir seperti oleh api. 6 Batunya adalah tempat menemukan lazurit yang mengandung emas urai. 7 Jalan ke sana tidak dikenal seekor burung buaspun, dan mata elang tidak melihatnya; 8 binatang yang ganas tidak menginjakkan kakinya di sana dan singa tidak melangkah melaluinya. 9 Manusia melekatkan tangannya pada batu yang keras, ia membongkar-bangkir gunung-gunung sampai pada akar-akarnya; 10 di dalam gunung batu ia menggali terowongan, dan matanya melihat segala sesuatu yang berharga; 11 air sungai yang merembes dibendungnya, dan apa yang tersembunyi dibawanya ke tempat terang.
12 Tetapi di mana hikmat dapat diperoleh, di mana tempat akal budi?
IBIS:
1 Ada pertambangan di mana perak ditemukan; ada tempat di mana emas dimurnikan. 2 Besi digali dari dalam tanah; dari batu dilelehkan tembaga.
3 Gelap yang pekat ditembusi, tempat yang paling dalam diselidiki. Di situ, di dalam kegelapan, orang mencari batu-batuan. 4 Jauh di tempat yang tak ada penghuni, yang belum pernah diinjak dan dilalui, orang bekerja sambil bergantungan pada tali di dalam terowongan yang sunyi sepi.
5 Tanah menghasilkan pangan bagi manusia, tapi di bawah tanah itu juga, semua dibongkarbalikkan sehingga isi bumi berantakan. 6 Batu di dalam tanah mengandung nilakandi, dan debunya berisikan emas murni.
7 Burung elang tak kenal jalan ke sana, dan burung nasar pun belum pernah terbang di atasnya. 8 Belum pernah singa maupun binatang buas lainnya melalui jalan sepi yang menuju ke sana.
9 Orang menggali dalam batu yang betapa pun kerasnya, dibongkarnya gunung sampai pada akarnya. 10 Ketika ia membuat tembusan di dalam gunung batu, didapatinya permata yang sangat bermutu. 11 Sampai kepada sumber sungai-sungai ia menggali, lalu menyingkapkan apa yang tersembunyi.
12 Tetapi di manakah hikmat dapat dicari? Di manakah kita dapat belajar agar mengerti?
Tentang: pencarian dan penggalian harta terpendam
Gali Harta Tak Temukan Hikmat |
Tokoh: Ayub (dan para sahabatnya Elifas, Bildad, Zofar, dan Elihu – Ayub 2:11; 32:2) |
Tempat/waktu: Tanah Uz, mungkin timur laut Palestina, antara Damaskus dan sungai Efrat, l.k. 2000-1800 SM. |
Proporsi: Deskripsi tempat-tempat pencarian dan penggalian harta logam mulia (emas dan perak) dan batu-batuan mulia (nilakanda dan batu permata lainnya) dan logam berharga (besi dan tembaga) |
Bentuk sastra: dialog adu pandangan |
Pokok bahasan: segala daya dan upaya dipakai manusia mendapatkan harta materi terpendam dari bumi (tetapi bagaimana dengan hikmat dan akal budi?) |
Ringkasan isi: Bumi dan tanah memang memberikan harta dan pangan bagi manusia, orang tinggal menemukan, menggali dan mengolahnya dengan segala daya dan upaya memakai akal sendiri. Tetapi bagaimana dengan hikmat dan akal budi, di mana dan bagaimana orang bisa memperolehnya? (ay 1-12). -- -- Memang orang dapat memperoleh emas, perak, besi dan tembaga dengan menambang dan memurnikannya dari dalam bumi di bawah tanah. Gelap yang pekat ditembusi, tempat yang paling dalam diselidiki. Bahkan mencari batu-batuan mulia, jauh di tempat yang tak ada penghuni, yang belum pernah diinjak dan dilalui, orang bekerja sambil bergantungan pada tali di dalam terowongan yang sunyi sepi (1-6). |
Ayat kunci utama: Ayub 28:12 |
Pokok pikiran/tema utama: |
Istilah penting: menggali, mencari, menemukan, hikmat, akal budi |
Ciri khas: -- |
Hubungan struktural utama: penentangan—Memang orang dapat memperoleh emas, perak, besi dan tembaga dengan menambang dan memurnikannya dari dalam bumi di bawah tanah. Gelap yang pekat ditembusi, tempat yang paling dalam diselidiki. Bahkan mencari batu-batuan mulia, jauh di tempat yang tak ada penghuni, yang belum pernah diinjak dan dilalui, orang bekerja sambil bergantungan pada tali di dalam terowongan yang sunyi sepi (1-6). Tanah menghasilkan pangan bagi manusia, tapi jauh di bawahnya, semua dibongkarbalikkan sehingga isi bumi berantakan. Batu di dalam tanah mengandung nilakandi, dan debunya berisikan emas murni. Burung elang dan burung nasar pun belum pernah terbang di atasnya. Belum pernah singa maupun binatang buas lainnya melalui jalan sepi yang menuju ke sana (7-8). Orang menggali dalam batu yang betapa pun kerasnya, dibongkarnya gunung membuat terowongan di situ, didapatinya permata yang sangat bermutu. Sampai kepada sumber sungai-sungai ia menggali, lalu menyingkapkan apa yang tersembunyi (9-11). Tetapi di manakah hikmat dapat dicari? Di manakah kita dapat belajar agar mengerti (12)? Aspek utama: pencarian |
Ayat paralel: |
Ayat Konteks: Konteks dekat: Hikmat: Wisdom – knowledge guided by understanding C. Describe as: D. Value of: E. Limitations of: F. Of believers: Understanding – Knowing things in their right relationship Search – to make intensive investigation B. Applied figuratively to: |
Penyataan Kristus: --- |
PENAFSIRAN |
Tanya jawab penafsiran: Sumber: Deskripsi: 2) Apakah maksudnya pencarian dalam ay 12? |
Alasan 4) Kenapakah akal budi perlu dicari? |
Cara |
Implikasi 8) Apa yang tersirat dalam pencarian? |
Kesimpulan: |
PENERAPAN |
Butir-butir penerapan: |
Tekad/Tujuan: |
Ayat hapalan: Ayub 28:12 Tetapi di mana hikmat dapat diperoleh, di mana tempat akal budi? |
IMS 100623
No comments:
Post a Comment