Monday, June 28, 2010

I. AJAKAN MENELAAH ALKITAB (4)

IV. Cara menelaah Alkitab
1. Mempelajari Alkitab dilakukan bertahap: Pengamatan, Penafsiran, Penerapan. Pengajar Alkitab terkenal, Dr. James M. Gray, menyatakan, “Hanya ada satu hukum untuk mempelajari Alkitab, yaitu dengan membaca Kitab tersebut, dan setelah membacanya, ulangi sekali lagi, dan kemudian duduklah dan bacalah kembali dan sesudah itu ulangi sekali lagi dan dengan demikian anda akan mengenal Kitab tersebut.” Mempelajari Alkitab dimulai dengan penyelidikan, yaitu mengamati lalu menafsirkan bacaan, dan akhirnya terapkanlah Firman Tuhan tersebut dalam hidup anda. Ketiga langkah yang sederhana ini merupakan kunci yang membuka pintu untuk mempelajari Alkitab dengan bersemangat. Berdoalah untuk penerangan Roh Kudus; tanpa terang-Nya, pengertian yang benar tak dapat dicapai.
Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu—dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta—dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia” (1 Yoh. 2: 27; baca juga mulai ayat 20-).
2. Mengamati apa arti setiap cuplikan nas Kitab Suci kepada pembaca atau pendengar semula, lalu menafsir apakah dan bagaimana kita harus memakai atau menerapkan cuplikan itu dewasa ini. Jika kita tidak harus menerapkan cuplikan itu, kita perlu tahu mengapa kita tidak harus. Dan jika kita harus menerapkannya, kita ingin melakukan penerapan yang tepat. Namun banyak penelaah Alkitab tidak mempunyai kepercayaan diri akan kemampuan menafsirkannya dengan betul dan karenanya menjadi takut. Tetapi Ketika menafsir Alkitab, kita dapat membuat prosesnya terlalu mudah atau terlalu sulit. Banyak faktor yang terlibat dalam penafsiran Alkitab.
3. Rahasia PA Pribadi maupun PA Berkelompok terletak dalam mencari lubuk hati Allah dalam apa yang kita baca. Banyak orang telah menemukan lubuk hati Allah dalam bacaan Alkitab mereka, dan cuplikan-cuplikan itu tiba-tiba menjadi paling menarik, menjadi hidup. Tidak ada yang lebih diinginkan orang dari pada lubuk hati Allah, bila anda menyadarinya dengan hati anda, berbicara dari hati ke hati dengan Allah. Dan ini hanya diperoleh dengan penerapan sungguh-sungguh prinsip dasar atau kaidah atau asas-asas Penelaahan Alkitab melalui tahapan pengamatan, penafsiran, dan penerapan: “Apa katanya (sebagaimana tertulis dalam bagian Alkitab yang ditelaah)?” “Apakah itu sejalan dan selaras (dengan bagian lain Alkitab)?” “Apakah saya sejalan dan selaras (dengan bagian Alkitab yang ditelaah tersebut)?” Alkitab adalah tempat pertemuan dalam hubungan kita dengan Allah. Jadi, Anda harus menangkap pesan-pesan Alkitab secara tangan pertama, bukan dari tangan kedua (second hand = bekas pakai!). Dalam ber-Saat Teduh membacanya, Allah ingin berbicara kepada kita dan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada kita. Lubuk hati Allah adalah sasaran kita. Itu tak mungkin diperoleh dari tangan kedua.
4. Dalam doa memohon bimbingan Roh Kudus
“yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yoh. 14:26),
membuat pertanyaan-pertanyaan yang tepat, mencatat apa yang anda amati dan temukan, lalu menafsirkan dan menerapkan kebenaran-kebenaran yang anda temukan.
“Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri” (Yak. 1:22; lihat juga Mat. 7:26-27)).
Maka anda akan dengan perasaan penuh suka cita menyukai penelaahan Alkitab. Lakukan dengan disertai kerinduan untuk bersekutu dengan Tuhan. Karena Alkitab diberikan bukan untuk memperluas pengetahuan kita, tetapi untuk mengubah kehidupan kita, untuk mengenal Yesus Kristus dan menjadi seperti Dia dalam sikap, kelakuan, cara berpikir, cara berbicara, cara bertindak, dan nilai-nilai kita, maka Amanat Agung dalam Matius 28:19-20, akan dipenuhi dan jiwa-jiwa akan diselamatkan.
5. Telaah dengan sistimatis, menurut rencana atau pola tertentu, menurut prosedur yang sama, yaitu:
  • Mengamati dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
  • Menafsir dengan menganalisis apa maksud teks yang sedang diamati.
  • Memeriksa korelasi dan keselarasan dengan bagian lainnya dari Alkitab.
  • Menarik kesimpulan, merenungkannya dalam doa, dan bertekad di bawah pimpinan Roh Kudus menerapkannya secara praktis dalam kehidupan sehari-hari.
  • Menelaahnya dengan sikap Yakub,
    “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku” (Kej. 32:26).
Anda bisa menelaah bagian-bagian Alkitab berulang kali tanpa khawatir akan kehabisan kekayaan yang ada di dalamnya.
6. Bersamaan dengan itu, hendaklah anda dengan disiplin ber-Saat Teduh setiap hari. Anda dapat belajar bagaimana mengikut Allah dengan merenungkan Firman-Nya. Merenungkan artinya memakai waktu membaca dan memikirkan tentang apa yang anda baca. Artinya, dalam hal ini sewaktu ber-Saat Teduh, menanya diri sendiri bagaimana anda harus berubah sehingga anda hidup seperti yang Allah kehendaki. Mengetahui dan merenungkan Firman Allah adalah langkah pertama menuju penerapannya dalam hidup sehari-hari anda. Jika anda ingin mengikut Allah lebih dekat lagi anda harus tau apa yang dikatakan-Nya.
Jika anda belum pernah melakukannya atau masih saja merasa tidak mampu, cobalah mulai ber-PA Pribadi mengikuti petunjuk di halaman-halaman selanjutnya. Ajaklah 2-3 orang atau lebih anggota Jemaat dalam Lingkungan anda yang sama-sama berminat membentuk dan ambil bagian dalam kegiatan Kelompok PA.
IMS 100628

No comments:

Post a Comment