Friday, August 27, 2010

III. KAIDAH PENELAAHAN ALKITAB (2)

3. Azas Kedua: “Apakah Dia Sejalan dan Selaras?”

Seperti halnya musik yang baik, Alkitab mempunyai keselarasan dan alunan atau kesejalanan. Ia berselarasan dengan mengemukakan banyak sudut pandang berbeda dari kebenaran yang sama tanpa ada pertentangan, dan ia sejalan dengan mengembangkan tema secara logis dan mengungkapkan kebenaran secara bergerak maju, hasil pengilhaman Roh Kudus kepada para penulisnya. Maka disamping keselarasan yang sempurna selalu ada arah yang jelas, suatu kesejalanan tertentu yang mendasari setiap nas kitab suci.

Jika anda bersungguh terus menanyakan, “Apakah dia sejalan dan selaras?”, pertama anda akan terbantu membenarkan atau menyanggah jawaban anda atas pertanyaan, “Apa katanya?” dan kedua anda disadarkan akan aliran wahyu dibawah permukaan dari apa yang anda baca dan pada waktu yang sama memandu anda menjelajahi seluas-luasnya.

Misalnya, kitab Matius pasal 12 sepertinya tidak “nyambung” bagian-bagiannya satu sama lain, apa hubungannya berbagai konfrontasi dengan Parisi dan dengan keluarga satu sama lainnya dan dengan kitab Matius keseluruhannya. Jika kita rajin menanyakan pertanyaan, “Apakah dia sejalan dan selaras?”, maka penelaahan kita akan menyingkap kebenaran yang dekat dengan hati Allah dan penting bagi kehidupan Kristiani. Dalam hal Matius 12 ini kesemua tema yang tersingkap bersama ternyata berkisar sekitar penegakan Kerajaan Allah di dunia.

Jadi, pengujian pertama yang dikenakan pada setiap tafsiran alkitabiah adalah pertanyaan, “Apakah dia selaras dengan bagian lain dari Alkitab?” Alkitab bukan sekumpulan penulis yang semua mengatakan hal yang sama. Beban mereka berbeda, seperti halnya tujuan mereka menulis, perspektif mereka, dan pengalaman pribadi mereka. Namun suara mereka yang berbeda berpadu menghasilkan suatu kesatuan penyataan tentang pergaulan Allah dengan manusia, dan manusia dengan Allah.

Tetapi pengujian ini tak dapat diterapkan secara sambil lalu. Perlu waktu untuk mengujinya dari segala sudut. Perlu keakraban tertentu dengan Alkitab untuk menggunakan pengujian ini dalam pembacaan sehari-hari. Untuk itu adalah bijaksana sebelum anda memulai kegiatan Penelaahan Alkitab, anda mulai dulu membaca Alkitab dengan hanya membacanya saja dengan pikiran terbuka, berulang beberapa kali, untuk menjadi akrab dengan pesannya, strukturnya, dan penekanannya; disarankan memulainya dengan Perjanjian Baru. Terlebih penting lagi keakraban ini perlu dalam pengujian hal pokok yang berikut:

· doktrin, yaitu pengajaran paling penting dari Kitab Suci, haruslah diajarkan secara sengaja paling tidak dua kali, haruslah sepenuhnya sesuai dengan bagian lain Alkitab, baik dalam roh maupun dalam huruf, dan dalam hal pelaksanaannya, seperti halnya baptisan, haruslah jelas diperagakan.
· pengajaran yang berasal langsung dari tujuan ilahi atau watak ilahi sebagaimana terungkap--misalnya 1 Yohanes 4:7-8 (watak Allah yang terungkap, pengajaran tentang kasih)
7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. 8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih;
1 Timotius 1:5 (tujuan Allah yang terungkap, tentang nasihat yang tulus)
Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas;
Matius 22:36-38 (batasan paling menentukan yang terungkap bagi penempatan semua pengajaran dalam perspektif, yang Yesus ajarkan sebagai hukum yang terutama dan pertama)
36 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" 37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Maka tafsiran yang tidak selaras dengan keseluruhan Alkitab, tak dapat dipercayai; dan yang penekanannya bukan pada Allah, adalah tak serasi atau timpang.

“Apakah dia sejalan?” adalah pengujian berikutnya. Terdapat kesejalanan berkesinambungan di dalam sesuatu kitab dan dari kitab yang satu ke kitab yang lain, karena membawa beban hati penulisnya, dan napas yang sama dari Allah menyentuh setiap penulis, memberikan penglihatan surgawi yang sama pada keadaan lingkungan mereka yang berbeda. Jika anda menemukan kesejalanan dalam setiap kitab, maka anda akan menemukan beban dari Allah yang memaksa mereka menulis, di situ juga anda menemukan terungkap rahasia hati Allah. Ini selalu muncul dalam pergumulan dalam hati para tokoh yang terlibat, termasuk anda yang coba memahaminya.

Memahami konsep kesejalanan dalam Alkitab, maka anda mengenal hukum konteks. Arti yang tepat dari sesuatu cuplikan atau kata hanya dapat ditentukan oleh konteksnya.

Sifat lain dari kesejalanan alkitabiah adalah adanya tujuan yang jelas. Hanya apabila anda menangkap beban hati si penulis terungkap barulah anda betul-betul memahami tujuan kitab tersebut.
Dengan memusatkan perhatian pada tujuan dan beban penulis, anda akan juga melihat arah dalam tulisannya. Jalan selalu mempunyai arah. Ikutilah!

Dimensi lain dari kesejalanan adalah struktur. Selalu ada struktur; jalan pemikirannya tak pernah acak. Struktur paling sederhana adalah argumentasi atau pembuktian logis. Lainnya: hubungan sebab dan akibat, sengketa dan penyelesaian. Struktur lain adalah struktur baris demi baris, atau kisah demi kisah; tema alkitabiah ada kalanya dibangun dengan memperkuat dan mengimbangi. Contoh jelas adalah kitab Amsal, tetapi juga ada di bagian lain Alkitab (kisah demi kisah); sepintas kelihatannya nas sedemikian tidak sejalan hanya berupa deretan pengajaran.

Contoh sederhana adalah Lukas 10:25-42.
25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" 27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." 28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." 29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" 30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. 31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. 33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. 36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" 37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"


38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. 39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, 40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." 41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, 42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Ayat 38-42, yang sepertinya tak ada kaitannya, justru adalah penentu, khususnya ayat 42, yang menekankan hanya ada satu hal tak boleh diabaikan, duduk di kaki Tuhan mendengar kata-kataNya. Sepintas sepertinya ke empat cuplikan nas tak ada kaitannya, tetapi pengajarannya tak terpisah dalam kesejalanan dari Injil Lukas.

4. Azas Ketiga: “Apakah Saya Sejalan dan Selaras?”

Dalam membaca Alkitab, anda harus menemukannya sejalan dan dalam keselarasan dengan dirinya, tetapi seperti Matius 12, ia juga harus selaras dengan hidup Kristiani nyata sehari-hari. Dan juga harus selaras dengan sifat Allah dan pengungkapan diri-Nya dalam alam. Jika anda menangkap keselarasan dan kesejalanan ini, maka dapatlah anda berbesar hati bahwa pemahaman anda atas Alkitab pada dasarnya adalah betul. Sebaliknya, jika nampaknya tak ada kesejalanan dan banyak kontradiksi, itu suatu petunjuk bahwa pemahaman anda keliru. Masalahnya bukan pada Allah maupun Alkitab, maka anda harus mencarinya dengan menanyakan pertanyaan dasar ketiga, “Apakah saya sejalan dan selaras?” Yaitu, apakah saya selaras dengan Allah dan kehendak-Nya, dan apakah saya sejalan karena anugerah dengan Roh-Nya dan dengan umat-Nya?

Tak akan ada pemahaman mendalam akan Alkitab tanpa secara pribadi “sejalan dan selaras” bersama Allah. Dan inilah yang terjadi pada semua kesalahan doktrinal dan berbagai ragam penyesatan, yaitu hasil pendekatan Alkitab dengan hati yang tak sejalan dan selaras dengan apa yang dibacanya.

Tujuan Allah memberikan Alkitab kepada manusia tidak pernah untuk memberikan semua pemahaman kepada siapa saja yang ingin tahu. Tujuan-Nya adalah memanggil manusia kepada diri-Nya, dan kemudian memandu dan mendampingi mereka yang hatinya rindu hidup menuruti hukum-Nya dan menyenangkan-Nya. Dan bagi mereka, Allah menyediakan upah kekal.

Maka demikianlah, Alkitab (“hal-hal yang dinyatakan”) telah mencapai tujuannya jika telah mengenyangkan dan menuntun hati yang lapar akan Allah dan kebenaran. Mereka yang tidak mempunyai keinginan memahami dan mengikuti Firman akan kebingungan sama sekali
11 Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.12 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.13 Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. 14 Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. 15 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. 16 Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar (Mat. 13:11-16).
Kita juga tahu bahwa keinginan untuk melakukan kehendak Allah memberi kedalaman pandang ke dalam Firman
Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri (Yoh 7:17).
Dan sebaliknya, kita tahu bahwa mereka yang mengabaikan Firman Allah akan menuju keteperdayaan
Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri (Yak. 1:22).
Bahkan Allah mendatangkan kesesatan pada mereka yang menyukai kejahatan
Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, 12 supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan (2Tes. 2:11-12).
Tetapi secara pribadi Ia nenjelaskan kitab suci kepada mereka yang jalan dekat-Nya
13 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, 14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. 15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. 16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. 17 Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. 18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" 19 Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.20 Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.21 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. 22 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, 23 dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. 24 Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat." 25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! 26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" 27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. 28 Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. 29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. 30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. 31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. 32 Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" (Luk. 24:13-32)
Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. (Yoh. 16:13)
Singkatnya, anda dapat berharap akan memahami Alkitab secara layak hanya sejauh anda sejalan dan ingin sejalan bersama Allah, kehendak-Nya, dan ummat-Nya. Karena itu pertanyaan ini menjadi penting, “Apakah saya sejalan dan selaras?” Mengabaikan azas ini selamanya mendatangkan bencana.

Anda memahami banyak dari Alkitab dengan iman. Dalam hal pikiran anda tak dapat membuktikan atau tak dapat menangkap masalahnya, anda menyerahkan pemahaman anda kepada Allah dan meminta-Nya supaya menuliskan kebenaran itu dalam roh dan hati anda. Lalu kemudian ketika anda menanggapi Alkitab secara pribadi, anda akan menerima pemahaman dari Roh Allah langsung ke roh anda. Pikiran memang terlibat, tetapi iman bukanlah terutama pengalaman intelektual. Iman adalah MENANGGAPI dari diri paling dalam anda--hati dan roh anda-- kepada kebenaran Firman Allah.

Jadi, azas yang paling menentukan adalah yang ketiga-- tanggapan anda. “Apakah hidup saya selaras dengan Firman Allah, dan apakah saya sejalan bersama Roh-Nya dengan kehendak-Nya bagi hidup saya, dan dengan ummat-Nya?” Inilah yang memberi pengertian ke dalam nas kitab suci! Bandingkan penjelasan Paulus dalam 1 Korintus 2:11-16
11 Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. 12 Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. 13 Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. 14 Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. 15 Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain. 16 Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.
Kaitkan juga dengan 1 Korintus 3:1-3
1 Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. 2 Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya. 3 Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
Kadar seberapa banyak seseorang sejalan dan selaras bersama Allah adalah berbanding langsung dengan kemampuannya memahami Alkitab, dan adalah inti dari azas ketiga.

Anda dapat menemukan Alkitab adalah harta karun yang tak ada habisnya dari hikmat dan wahyu, dan sumber sukacita dan kekuatan, dimana setiap pengertian baru menjelaskan penglihatan kita akan Allah, kerajaan-Nya, dan tempat kita dalam rencana kekal-Nya. Tetapi ini hanya terjadi apabila kita mengambil setiap pengertian dan menerapkannya langsung pada hidup dan hati kita pribadi untuk membawa diri kita sendiri ke dalam keselarasan dengan Firman Allah. Hanya dalam konteks iman yang hidup ini Firman Allah menjadi hidup oleh Roh Allah untuk mengubah hati dan menyembuhkan hidup yang berantakan; hanya dalam konteks iman hidup ini ia dapat mengungkapkan kebenaran kekal, dan mengantar kita kedalam berkat kekal dari Allah Bapa.

Benih tidak akan hidup kecuali ditanam dalam tanah yang subur. Demikian pula nas Kitab Suci tidak hidup bila terlepas dari hati yang beriman. Dengan perkataan lain,
“Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, . . .” (Yoh. 7:17).
Hukum dasar ilmu tafsir (hermeneutics) mengingatkan kita tidak mengambil suatu cuplikan nas keluar dari konteksnya dalam Alkitab. Konteks yang Allah maksudkan untuk Alkitab tidak boleh dilupakan,
“Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri” (Yak. 1:22). "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir” (Mat. 7:24, 26). “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini" (Ul. 29:29),
yaitu sebagai panduan hidup, dan sebagai sumber dorongan dan kekuatan untuk mereka yang ingin tetap setia dalam masa-masa sulit.

Allah memberi Alkitab kepada orang-orang yang mempunyai akad, atau perjanjian, dengan Dia untuk mempercayai, mengasihi, dan mentaati Dia supaya Dia sebaliknya memelihara mereka, memberkati mereka, dan memuliakan nama-Nya di tengah-tengah mereka. Dan Dia memberi tiap bagian nas kepada mereka untuk membantu mereka berjalan dalam ikatan akad tersebut, atau memulihkan mereka kepadanya jika mereka memutusnya, supaya dengan demikian Ia dapat lanjut memberkati mereka dan menegakkan nama-Nya di bumi! Terlepas dari ikatan akad demikian, Alkitab adalah “diluar konteks” dan sangat bisa disalah tafsir, diputarbalikan atau bahkan dibuang sebagai palsu.

Jadi, hanya seseorang dalam ikatan akad dengan Allah mempunyai satu-satunya dasar kuat untuk memahami Alkitab, terlebih sejak keakraban baru dengan hati Allah dimungkinkan oleh salib Kristus dan oleh pencurahan Roh Kudus. “Apakah saya sejalan dan selaras?” Azas ini bisa berguna pula dalam dua hal lain. Pertama ia dapat mengarahkan kita kepada pondasi pribadi yang tepat untuk memahami Alkitab dan menerima hidup kekal. Dan kedua, ia bisa membantu kita mengenal kesalahan doktrinal dengan memahami penyebabnya.

No comments:

Post a Comment