Friday, January 8, 2010

SELANGKAH DEMI SELANGKAH

Prosedur PA-Pribadi dalam 12 Langkah

“Tetapi barang siapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya”  (Yakobus 1:25)

. . . . . kami memiliki pikiran Kristus  (1 Korintus 2:16b)

Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."  (Mat 13:12, 19, 23)

PERSIAPAN

1. Siapkan lembar catatan dan pena untuk mencatat hasil perenungan dan penelaahan.

Lembar catatan: Anda perlukan untuk mencatat segala sesuatu yang anda gali dari Alkitab, terutama fakta-fakta penting yang anda temukan. PA mencakup mencatat apa yang anda amati dan temukan; anda tak dapat menelaah Alkitab tanpa mencatat sesuatu--perbedaan antara membaca dan menelaah Alkitab--. Jika anda belum mencatat pengamatan anda, sebenarnya anda belum memikirinya.

2. Gunakan waktu sebentar berdoa sebelum setiap PA.

Supaya anda dalam persekutuan dengan Dia selama melakukan penelaahan, supaya Roh Kudus menuntun anda dalam penelaahan anda, supaya anda memahami dan menerapkan Firman-Nya. Hapal Mazmur 119:18 dan gunakan itu sebelum setiap penelaahan.

Berdoa: Memohon Tuhan membersihkan hidup anda dari semua dosa yang diketahui dan memenuhi anda dengan Roh Kudus, memohon Roh Kudus mengilhami dan menerangi pikiran anda, pikiran yang rendah hati dan dapat diajar (Maz. 119:18; Yoh. 16:13-15).

Tahap I

PENGAMATAN

--Apa kata konteks?

Survei perikop telaahan--baca lambat, atau cepat tetapi cermat, dari awal sampai akhir dalam sekali baca berulang beberapa kali, tanpa henti, tanpa menafsir--. Amati dan catat apa adanya sebanyak mungkin fakta penting yang bermakna menyeluruh tentang konteks, ajukan pertanyaan-pertanyaan pengamatan: Siapa? Apa? Kenapa? Di mana? Kapan? Bagaimana? Untuk apa? Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut: lihat, cari, amati, kemudian catat temuan anda.

Survei pengamatan: Baca terus beberapa kali tanpa berhenti memperhatikan rincian, baca cepat tanpa terputus berulang-ulang. Setiap kali membaca ulang anda akan memperhatikan hal-hal baru dan gambaran menyeluruh akan semakin jelas. Baca terus dalam doa (Maz. 119:18), dengan pena atau pensil ditangan, sambil mencatat dan mengamati, mulai dari pembacan ulang ke dua dan seterusnya. Ajukan pertanyaan-pertanyaan pengamatan, tanyakan pertanyaan latar belakang dan pertanyaan tentang isi. Catat dalam daftar isian ikhtisar yang sudah dipersiapkan hasil pengamatan untuk mendapat pemahaman umum tentang tujuan penulis, tema, struktur, dan isi.

Pengamatan: Memeriksa apa yang penulis katakan.

Apa kata konteks: Mengamati teks dan teks yang mendahului dan yang mengikutinya--mengamati fakta-fakta dalam teks dalam kaitan hubungan dengan bagian lain Alkitab (supaya selaras dan mengalir).

Daftar isian ikhtisar: Daftar terstruktur sesuai struktur bangunan perikop penelaahan, tempat mencatat hasil pengamatan dan penafsiran, serta kesimpulan dan tekad penerapan.

Langkah 1

Tentang apa:

Pada pembacaan pertama kali, ibarat masih menggunakan lensa sudut lebar (wide angle), tanya dalam hati dan camkan: “Tentang apakah perikop unit telaahan ini?”

Tentang apakah perikop ini (apakah subyek, topik, tema, atau pokok bahasan perikop): Merupakan kesan awal pada pembacaan pertama, cukup dengan beberapa kata (pegangan sewaktu setiap kali membaca ulang)--bisa saja berubah setelah menelaah lebih lanjut.

Survei lebih lanjut bagian demi bagian dan unit telaahan secara keseluruhan, masih dengan lensa sudut lebar, dalam pembacaan ulang seterusnya.

Langkah 2

Tentukan pembagian sub-unit:

Dengan memperhatikan struktur dalam pikiran, perhatikan pembagian mayor dan minor yang terdapat dalam unit telaahan dan tentukan bagian-bagian yang menjadi sub-unit dari unit telaahan: apakah pasal (jika unit adalah satu kitab atau beberapa pasal) atau paragraf (jika unit adalah satu pasal atau satu segmen/bagian pasal).

Perhatikan pula apakah ada pembagian yang lebih mayor, sebagai bagian utama atau seksi, terdiri dari beberapa pasal atau paragraf yang menjadi atasan dari sejumlah sub-unit tersebut. Bagian-bagian yang lebih minor dari sub-unit, paragraf atau ayat-ayat, menjadi bagian bawahan dari masing-masing sub-unit dalam satu kolom yang sama. Pembagian cukup maksimum sampai tiga tingkatan saja, yaitu unit, bagian/seksi, dan sub-unit. Cantumkan nomor ayat masing-masing bagian dan sub-unit.

Jumlah kolom dalam daftar isian ikhtisar penelaahan ditentukan oleh jumlah sub-unit tersebut.

Unit telaahan: kitab, pasal, atau bagian dari pasal (segmen), sebagai perikop yang menjadi kesatuan lengkap bahan/obyek telaahan.

Sub-unit: satuan kecil dari unit telaahan yang mengandung satu pokok pikiran tertentu.

Bagian utama: satuan lebih kecil (seksi) dari unit telaahan yang membawahi sejumlah sub-unit

Langkah 3

Temukan fakta relevan—temukan di atas permukaan:

Ajukan pertanyaan-pertanyaan dan catat jawabannya tentang hal-hal dibawah ini:

a. Temukan tokoh-tokoh dalam nas perikop ini.

Tokoh: Siapa yang bicara? Mengenai siapa ia bicara? Siapa pelaku?, dan seterusnya, siapa penulis, kepada siapa ditulis. Siapa tokoh-tokoh utama, tokoh kunci? Siapa paling banyak disebut? Bagian apa mereka perankan?

b. Temukan tempat dan waktu.

Tanggal unit telaahan ditulis; tempat utama dan setting.

c. Beri judul unit telaahan dan bagian-bagiannya.

Beri judul singkat tiap bagian unit telaahan, yang menggambarkan isi utama pasal atau paragraf; yaitu judul bagian utama dan judul masing-masing sub-unit bawahannya, yang adalah judul kolom yang bersangkutan; juga judul setiap paragrafnya, walau menjadi bawahan sub-unit yang bersangkutan; juga judul unit telaahan secara keseluruhan, yakni kitab atau pasal atau bagian dari pasal yang menjadi unit telaahan. Jika unit kurang dari 6 pasal berikan untuk tiap pasal dan tiap paragraf.

Judul singkat: Singkat tetapi kreatif (1-4 kata), judul yang menggambarkan isi utama pasal/paragraf bagian-bagian utama unit telaahan --dengan judul-judul tersebut dapat dibuat outline isi unit telaahan.

d. Catat proporsi dan rasakan nada emosional.

Perhatikan dan catat proporsi ruang yang ditempati bagian/gagasan pikiran tertentu dibanding bagian lain (suatu petunjuk bagian tersebut adalah lebih penting).

Nada emosional: Apakah penulis marah? Sedih? Senang? Cemas? Geram? Tertekan? Tenang? Bagaimana perasaan pendengarnya? Bagaimana perasaan anda?

e. Amati bentuk sastra perikop.

Mengamati bentuk sastra membantu memagari penafsiran, supaya tidak keliru menafsir.

Bentuk sastra perikop: Prosa atau puisi, narasi sejarah, biografi, atau kejadian, hukum, nubuat, kidung, doa, amsal, perumpamaan, surat atau esai-- cara penafsiran akan berbeda

Pada pembacaan ulang selanjutnya, dan langkah selanjutnya mulai langkah ini, teruskan dengan pengamatan terinci, ibarat menggunakan lensa tilik dekat (close-up). Tilik lebih lanjut setiap sub-unit.

Langkah 4

Tilik lebih lanjut setiap sub-unit—tilik di bawah permukaan:

a. Periksa tiap sub-unit apa yang menjadi pokok bahasan.

Pokok bahasan: Tentang apa? Perihal apa? Apa subyek, pokok hal, atau tema?

b. Tuliskan ringkasan isi dari setiap sub-unit, yang menunjukkan hubungan antar bagian-bagian dari sub-unit tersebut.

c. Tulis pokok pikiran utama setiap sub-unit sebagai butir utama ringkasan (simak dari ayat kuncinya).

Dibalik setiap penyataan nas Alkitab terdapat setting dekat yang memberi petunjuk apa yang ada dalam pikiran penulis; yaitu gagasan dan kata-kata serupa atau berulang yang membantu menunjuk pada gagasan utama. Ini menjadi kunci pembuka makna teks yang bersangkutan.

Pokok pikiran utama: gagasan utama, hasil pemikiran utama, pokok pikiran atau hal pokok yang menjadi dasar berpikir, bicara, dan menulis.

Ringkasan: Tulis pernyataan atau uraian ringkas yang memperlihatkan susunan logis dari setiap isi sub-unit, mulai dari yang utama sampai ke butir-butir pendukung, yang mendasari pemikiran penulis.

Uraikan isi umum, jangan dulu tafsirkan apa yang anda lihat saat ini, sasaran anda adalah menjadi familiar dengan pasal—gunakan pernyataan tesebut sebagai butir utama outline/ringkasan.

Tergantung selera anda, ringkaskan dengan:

· parafrasa, tulis dalam kata-kata anda sendiri, usahakan menyingkatnya dari pada memperluasnya; atau

· outline, jika sub-unit berupa pasal, ikuti pembagian paragraf, beri judul setiap paragraf, tempatkan beberapa sub-butir dibawah masing-masing; atau

· tulis ulang tanpa anak kalimat dan frasa, gunakan hanya subyek, verba, dan obyek.

d. Tentukan ayat kunci dari nas keseluruhan unit perikop ini.

Ayat kunci: Ayat yang menentukan, yang “membuka” gagasan/pokok pikiran utama

e. Tuliskan tema utama nas keseluruhan unit telaahan ini.

Apa kata penulis? Apa penekanan utama penulis?

Tema utama: Subyek utama, pokok bahasan utama, tema utama, inti berita, gagasan atau frasa yang sering diulang, atau pernyataan kunci -- pengembangan atau penegasan dari butir langkah pertama di atas: Tentang apakah perikop ini?

f. Temukan istilah-istilah penting dan utama.

Istilah utama: Istilah yang menentukan dalam gagasan/aspek utama (kata kerja, kata benda, kata sifat, dan lain-lain), kata-kata penting/significant, paling sering diulang, atau yang mendapat penekanan.

Istilah penting: juga istilah-istilah lain yang perlu dilihat artinya atau penggunaannya dalam konteks, ataupun kamus atau konkordans.

Bahasa Alkitab dapat dimaknai apa adanya; Firman Allah tidak perlu di-decoded untuk menemukan lebih dalam apa arti tersembunyi di baliknya, karena memang bukan bahasa sandi. Penulis Alkitab selalu mengatakan apa yang dimaksud dan memaksud apa yang dikatakan. Ketika bahasa kiasan dan perlambangan dibaca dalam konteks biasanya ada pengertian biasa-biasa saja yang mudah dirasakan.

g. Catat ciri-ciri khas istimewa atau khusus, jika ada.

Ciri khas: Fakta lain tambahan yang hanya khusus menyangkut perikop telaahan, atau kitab yang bersangkutan, untuk renungan penerapan

Langkah 5

Catat hubungan struktural utama:

Catat hubungan struktural utama. Temukan pula aspek utama dari hubungan utama tersebut. Periksa rancang bangun tiap sub-unit dan secara keseluruhan unit, bagaimana struktur sastranya.

Hubungan struktural memberi petunjuk tentang jalan pikiran, atau beban hati si penulis.

Struktur sastra: Bagaimana unsur-unsurnya tersusun, terjalin, terkait dalam membangun jalan pikiran penulis; bagaimana penulis mengembangkan tema.

Hubungan struktural: Hubungan sebab-akibat, puncak, pembandingan, penentangan, titik balik, generalisasi, partikularisasi, pendahuluan, tanya-jawab, atau hubungan pengulangan, serta kata-kata yang menunjukkan peralihan pikiran:

· Hubungan sebab-akibat (Yoh. 3:16) atau akibat-sebab (Rom. 1:16). Yang satu merupakan konsekwensi dari yang lain; kata petunjuk: karena, sebab, sehingga, maka.

· Puncak. Pemaparan secara progresif-- suatu urutan kejadian atau ide bergerak dalam penguatan perasaan menuju suatu puncak, memberikan proporsi ruang yang lebih besar pada orang-orang atau ide-ide kunci; menggunakan kata-kata seperti: apalagi, pandanglah, perhatikanlah, sesungguhnya, aku berkata kepadamu. Hosea 1-3; 6; 11; 14.

· Pembandingan. Membandingkannya dengan hal-hal atau cara-cara yang mirip; kata petunjuk: seperti, sebagaimana. Maz. 103:13; Hos. 1-3; Mat. 6:12.

· Penentangan. mempertentangkan hal- hal yang tidak sama tetapi dalam satu kategori; kata petunjuk: tetapi, walaupun, namun, sekalipun, biarpun, meskipun. Yoh. 3:16; Rom. 6:23.

· Titik balik. Suatu perubahan atau pembalikan arah ditengah tulisan. 2 Sam. 11:27b.

· Generalisasi, dari spesifik ke umum, memberikan ide-ide terurut dan disimpulkan pada bagian akhir.

Partikularisasi, dari umum ke spesifik, Mat. 5:17-48. Membuat suatu pernyataan umum pada permulaan dan diikuti dengan penjelasan.

· Pendahuluan. Bagian yang menyiapkan jalan untuk penyajian bagian berikutnya, menjelaskan artinya pada bagian akhir.

· Tanya-jawab/pemecahan masalah. Dimulai dengan penyataan masalah, diikuti dengan pemecahannya. Keluaran 1-5; Mark. 7; Mat. 24.

· Pengulangan. Pengulangan kata, frasa, gagasan, tema, struktur, atau unsur lain, baik pengulangan yang sama atau sedikit diubah. Amos 1:3-2:8.

· Kata-kata yang menunjukkan peralihan pikiran a.l.: dan, maka, seperti, terlebih: menghubungkan atau memperluas dua atau lebih ide atau aksi yang sama; sementara itu, ketika, pada waktu itu: menunjukkan kejadian yang terjadi secara bersamaan; oleh sebab itu, oleh karena itu, maka: menunjukkan suatu hasil atau kesimpulan; jika ... maka: menunjukkan kondisi prasyarat dan hasilnya.

Aspek utama: Segi, sisi, atau sudut utama suatu pandangan, pendapat, masalah, atau ketentuan.

Langkah 6

Temukan ayat-ayat paralel:

Periksa/catat ayat-ayat paralel.

Ayat paralel: Ayat-ayat yang sama/mirip dengan ayat dalam teks, terdapat di bagian lain Alkitab; biasanya dicantumkan dalam catatan kaki atau catatan pinggir dalam Alkitab.

Langkah 7

Temukan ayat-ayat konteks:

Amati konteks perikop: periksa aliran gagasan, pokok pikiran, pemakaian dan pengertian biasa dari istilah, doktrin dan kebenaran fundamental dalam ayat atau bagian yang mendahului dan yang mengikuti, dan dalam hubungan dengan bagian-bagian Alkitab keseluruhannya.

Cari ayat-ayat bersangkutan, yaitu ayat-ayat bandingan (cross-reference) yang membantu menjelaskan lebih lanjut apa yang tertulis dalam teks unit telaahan—pakai konkordansi dan alat bantu lain.

Amati konteks: menghubungkan fakta-fakta dari teks dan membandingkannya dengan bagian lain Alkitab, untuk memastikan penafsiran nanti selaras dan mengalir dengan secara keseluruhan Alkitab.

Amati konteks perikop: konteks aliran gagasan, pokok pikiran dalam konteks dekat dan konteks luas Alkitab; konteks pemakaian dan pengertian biasa dari istilah, konteks doktrin dan kebenaran fundamental, dalam ayat atau bagian yang mendahului dan yang mengikuti, dalam hubungan dengan bagian-bagian Alkitab keseluruhan.

Cari ayat-ayat rujukan, yaitu ayat-ayat bandingan (cross-reference) yang membantu menjelaskan lebih lanjut apa yang tertulis. Cari lebih dahulu dalam kitab yang sama (korelasi internal), selanjutnya dari Kitab Perjanjian yang sama, dan akhirnya di bagian lain Alkitab. Ada beberapa tipe ayat-ayat bandingan, yaitu a) ayat bandingan murni, disebut juga ayat bandingan paralel karena hampir sama dengan ayat yang dianalisa; b) ayat pembanding ilustratif, memberi ilustrasi atas apa yang dikatakan ayat yang dianalisa; c) ayat bandingan berlawanan, mengatakan yang berlawanan dengan ayat yang dianalisa, walau sebenarnya adalah pendekatan subyek dari sudut pandang berbeda.

Dalam memakai ayat bandingan supaya hati-hati, pastikan memeriksa konteks dari ayat bandingan yang dipilih.

Langkah-langkah mencari ayat-ayat bandingan--gunakan konkordans*:

· Lihat dalam kitab yang sama (korelasi internal),

· bandingkan dengan tulisan lain dari penulis yang sama (korelasi eksternal),

· bandingkan dengan kitab lain dari Perjanjian yang sama,

· bandingkan dengan rujukan dalam seluruh Alkitab.

Tipe ayat-ayat bandingan:

· ayat bandingan murni atau paralel (ayat yang hampir sama/mirip),

· ayat bandingan ilustratif (kejadian atau tokoh nyata dalam sejarah mengilustrasi apa yang dikatakan ayat yang ditelaah),

· ayat bandingan bertentangan (kebalikan dari apa yang dikatakan ayat yang ditelaah, seolah kontradiksi, tetapi sebenarnya pendekatan subyek dari sudut pang berbeda).

*) tentukan kata atau frasa dalam ayat yang mau dibanding/dicari cross-reference dalam konkordans.

Langkah 8

Temukan penyataan Kristus:

Perhatikan penyataan Kristus, yaitu penyataan atau ungkapan yang menceriterakan sesuatu tentang Yesus Kristus, Roh Kudus, atau Allah Bapa.

Penyataan Kristus: Penyataan atau ungkapan yang menceriterakan sesuatu tentang Yesus Kristus, Roh Kudus, atau Allah Bapa. Apa yang dapat saya pelajari tentang sifat Yesus dari bacaan ini? Atribut apa dari Allah tergambar di sini dalam Kristus? (contoh: kasih-Nya, keadilan-Nya, belas kasihan-Nya, kekudusan-Nya, kuasa-Nya, dan kesetiaan-Nya).

Tahap II

PENAFSIRAN

--Apa arti teks? Apakah maksud penulis?

Analisa hasi pengamatan, tarik benang merah dan petik kebenaran yang tersingkap, bagaikan kembali menggunakan lensa sudut lebar meninjau indahnya panoramanya setelah kabut mulai tersingkir.

Penafsiran: Apa arti teks, apa maksud penulis; pemahaman apa yang dimaksud oleh penulis, apa yang ingin penulis sampaikan kepada pembacanya semula.

Langkah 9

Temukan apa maknanya dan kaitannya dengan hidup anda:

Selidiki duluan hal utama, yaitu hubungan struktural utama, termasuk aspek utamanya, serta istilah utama, dan tema/pokok pikiran utama; periksa detail hanya kalau relevan. Temukan apa maknanya dan kaitannya dengan hidup anda.

Ajukan pertanyaan dan temukan jawabannya:

a) Tanya jawab penafsiran: Ajukan pertanyaan tentang definisi, alasan, cara, implikasi, dan asumsi mengenai istilah utama, dan aspek utama dari hubungan utama, dan tuliskan jawabannya. Bila perlu, cari jawaban dalam Alkitab, peta Alkitab, kamus Alkitab, ensiklopedia Alkitab, dan konkordansi. Periksa uji semua jawaban.

Ajukan pertanyaan: Ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menemukan jawaban apa maknanya, hasil perenungan (tanya-jawab ini) apa yang mau ditanya dan apa jawabnya dari dalam teks dan konteks. Fokuskan terutama pertanyaan pada struktur untuk menyelidiki hubungan struktural, yakni pertanyaan-pertanyaan tentang struktur, dan kata-kata/kalimat terkait: a) pertanyaan-petanyaan tentang definisi: Siapa atau apa ini? Apa arti atau pentingnya ini?; b) alasan: Kenapa ini demikian? Apa maksudnya?; c) cara: Bagaimana ini dilakukan; d) implikasi (apa yang tersirat, arti atau maksud yang terkandung--yang tak dinyatakan langsung): Apa yang dimaksudkan/tersirat dengan ini?, dan e) asumsi: Apa yang diasumsi? dan pertanyaan lain dimana perlu (misalnya tempat dan waktu). Definisi harus selalu ditanyakan, sedangkan yang lainnya dimana perlu untuk memperjelas definisi; maka alasan, cara, implikasi, dan asumsi merujuk pada definisi.

Dan pertanyaan-pertanyaan lain, selalu tuliskan pertanyaannya walaupun anda belum menemukan jawabannya (mana tau kelak akan anda temukan); makin banyak anda bertanya makin banyak anda peroleh dari teks.

Cari jawaban: Dalam konteks, dalam istilah-istilah utama dari penggunaan di bagian lain Alkitab, atau (upaya terakhir!) dalam kamus, peta, dan ensiklopedia Alkitab, atau dalam konkordansi.

Periksa uji semua jawaban: Bentuk dan arti kata dalam konteks, alur pikiran dalam konteks, maksud penulis, lingkungan atau dalam terang sejarah, budaya, ekonomi, sosial, dan kejadian umum latar belakang kitab/tulisan, dan dengan kearifan rohaniah, akal sehat, dan pengalaman pribadi kita.

b) Buat ringkasan tafsiran: simpulkan kebenaran-kebenaran utama.

Kesimpulan penafsiran: Tuliskan asas-asas pokok, wawasan, pengertian yang anda peroleh. Tanya diri anda (perenungan) apa yang Tuhan inginkan dalam unit telaahan itu, apa yang Tuhan ingin ajarkan, atau apa pokok pikiran yang penulis ingin sampaikan?

c) Tuliskan secara ringkas padat apa PESAN perikop telaahan (tuliskan pokok pesan dan pelengkapnya).

Pesan: Tesis, prinsip umum, kebenaran dasar yang hendak disampaikan oleh perikop telaahan kepada pembaca.

Tahap III

PENERAPAN

--Apa arti teks ini bagi hidup saya?

(perintah Yesus--Luk. 6:46-49)

Evaluasi kelayakan tafsiran untuk penerapannya.

Evaluasi kelayakan tafsiran: Apakah masih relevan dengan masa kini; apakah bersifat lokal (hanya untuk pembacanya semula sesuai waktu, lokasi, budaya setempat) atau mempunyai arti universal; apakah sesuai dengan standar hidup dan ucapan-ucapan Yesus.

Periksa kemungkinan kebenaran Firman dalam nas yang bersangkutan telah mengalami penghalusan, revisi, atau pemutakhiran (atau pembatalan) oleh pengungkapan-pengungkapan Alkitabiah berikutnya.

Korelasi dengan bagian lain Alkitab untuk penjelasan lebih lanjut arti teks, yaitu menemukan cross-references atau ayat-ayat bandingan atau rujukan untuk ayat-ayat nas anda. Lihat caranya pada Langkah 7.

Langksh 10

Renungkan butir-butir penerapan:

Setelah evaluasi renungkan/meditasi dalam doa pilihan kebenaran Firman yang mau diterapkan; dahulukan prinsip utama.

Pilih dari antaranya butir-butir yang menjadi tujuan penerapan, yang dapat/mau diterapkan segera; nyatakan secara spesifik, konkrit, dan praktis.

Perenungan penerapan: Renungkan/meditasi dalam doa pilihan kebenaran Firman yang mau diterapkan. Dahulukan prinsip utama. Perenungan atau meditasi artinya “memikirkan dengan sungguh-sungguh, mempertimbangkan, merenungkan dalam pikiran.”

Melalui meditasi Firman Allah menjadi penuh makna dan nyata bagi anda, dan Roh Kristus akan memakai waktu ini menerapkan Firman Allah dalam hidup anda dan masalah-masalahnya. Perenungan adalah kunci menemukan bagaimana menerapkan Firman, dan pada dasarnya adalah mengolah pikiran--ambil buah pikiran yang yang Allah berikan kepada anda, masukkan dalam pikiran anda dan pikirkan berulang-ulang.

Caranya?

o Bayangkan/visualisasi adegan narasi dalam pikiran anda. Bayangkan anda sebagai peserta aktif memerankan tokoh dalam adegan alkitabiah tersebut, dalam konteks sejarah dan budaya yang bersangkutan. Apa yang anda akan rasakan? Apa yang anda akan katakan? Apa yang anda akan lakukan? Cuplikan nas akan menjadi hidup bagi anda.

o Atau baca suatu ayat dengan kuat beberapa kali, setiap kali beri tekanan pada satu kata yang berbeda, berganti-ganti setiap kata dalam kalimat yang bersangkutan. Anda akan mendapat arti/pesan yang berbeda-beda setiap kali.

o Atau parafrasa cuplikan nas yang bersangkutan.

o Atau pribadikan nas dengan mengganti nama pribadi anda menggantikan nama atau kata ganti yang berkenaan.

o Atau ajukan pertanyaan-pertanyaan:

§ Apakah yang nas ini ajarkan tentang Tuhan Yesus Kristus?

§ Adakah sesuatu dosa untuk saya akui dan tinggalkan dalam nas ini?

§ Adakah sesuatu perintah untuk saya taati dalam nas ini?

§ Apakah saya mau melakukannya bagaimanapun perasaan saya?

§ Adakah sesuatu janji untuk saya tagih? Apakah janji universal? Apakah saya memenuhi syarat?

§ Adakah sesuatu pengajaran/suruhan untuk saya turuti?

§ Hal baru apakah yang saya pelajari tentang Allah Bapa, Yesus Kristus, Roh Kudus, atau pengajaran alkitabiah lainnya?

§ Adakah sesuatu doa yang harus saya doakan? Bagi diri sendiri, keluarga, teman, dan musuh, dan lain-lain? Adakah sesuatu yang perlu saya doakan balik kepada Allah?

§ Adakah sikap yang harus saya ubah? Apakakah saya mau mengubah sesuatu sikap negatif dan mulai membangun yang positif?

§ Adakah contoh untuk saya teladani? Apakah contoh positif untuk ditiru atau yang negatif untuk dihindari?

§ Adakah sesuatu untuk saya puji Allah?

§ Adakah sesuatu untuk saya syukuri?

Dari kesimpulan umum tentang penerapan kebenaran Firman yang ditemukan dalam perikop, turunkan penerapan yang lebih spesifik, konkrit, dan praktis yang mengena pada diri sendiri, pada masalah atau beban pikiran yang sedang digumuli, sesuai arahan/dorongan/pengertian dari Roh Kudus.

Langkah 11

Buat atau rumuskan tekad:

1. Buat janji bertanggung jawab atau tekad untuk melaksanakan penerapannya dan bawakan dalam doa, mohon kekuatan, keberanian, kepercayaan diri, dan keteguhan hati, serta bimbingan Roh Kudus dalam melaksanakannya.

2. Tuliskan singkat TUJUAN yang diinginkan.

Tekad penerapan: Tulis penerapan dari pengertian yang anda temukan melalui perenungan anda, haruslah pribadi, praktis (sesuatu yang dapat anda laksanakan), mungkin, dan dapat dibuktikan/terukur; misalnya Pengkhotbah 6:7 (“Segala jerih payah manusia adalah untuk mulutnya, namun keinginannya tidak terpuaskan.”):

pribadi: saya perlu me . . . . .
praktis: saya perlu mengurangi berat badan
mungkin: saya perlu mengurangi berat badan 5 kg
terukur: saya perlu mengurangi berat badan 5 kg sebelum akhir bulan depan.

Janji bertanggung jawab atau tekad: pilih salah satu dari penerapan hasil perenungan, “Apa yang akan saya lakukan sekarang?” Pilih dari antaranya yang dapat/mau diterapkan segera. Buat janji bertanggung jawab (commitment) atau tekad untuk melaksanakannya dan bawakan dalam doa, mohon kekuatan, keberanian, kepercayaan diri, dan keteguhan hati, serta bimbingan Roh Kudus melaksanakannya.

Tujuan penerapan: butir-butir penerapan yang diingingkan oleh pembicara atau penulis segera terlaksana dalam kehidupan rohani si penelaah Firman, sebagai responsnya,.

Langkah 12

1. Pilih ayat hapalan:

Hapal ayat kunci, ayat yang juga menjadi kunci penerapan yang anda tulis.

Hapal ayat kunci: Dari hasil renungan pilih dan hapal satu ayat yang khususnya penuh arti bagi anda, ayat kunci dari penelaahan anda, ayat yang menjadi kunci bagi penerapan yang anda tulis/tekadkan.

Tidak ada orang yang terlalu tua untuk menghapal Firman Allah. Tulis ayatnya pada secarik kertas tebal, misalnya seukuran kartu namja yang mudah diselipkan dalam kantong atau dompet. Baca/hapal sambil menunggu bis, peaswat, antrian apa saja yang memungkinkan dan ruang tunggu lainnya; tulis kata tunjuk/referensi di salah satu sisi kartu dan ayatnya di sisi baliknya. Cara terbaik lagi, gunakan beberapa menit sebelum tidur mjalam hari, supaya bawah sadar anda mjembantu membantu menanamkan ayat tersebut dalam pikiran anda sambil anda tidur (Mazmur 119:15).

2. Bagikan hasil penelaahan dengan orang lain:

(“Timotius” anda, dan sesama anggota kelompok PA).

Bagikan: Penelaahan Alkitab merupakan santapan bagi jiwa dan meningkatkan pengertian akan Firman Allah. Karenanya hasil PA, termasuk penerapannya, harus dibagikan kepada orang lain dalam rangka kesaksian iman yang bisa memperkuat iman sesama.

IMS - 100106

------------------------------------------------------------------

LAMPIRAN

Berikut ini contoh catatan PA-Pribadi hasil penerapan prosedur di atas:

Unit telaahan: Markus 2:1-3:6                              Tanggal: 06/01/10

PENGAMATAN

Mark 2:1-3:6 “Yesus yang Kontroversial

Tentang: Persepsi yang keliru

Siapa dapat mengampuni dosa? Kenapa makan bersama orang berdosa? Kenapa tidak berpuasa? Kenapa boleh pada hari Sabat

2:1-12

13-17

18-22

23-3:6

Tokoh/pelaku:
Yesus; orang lumpuh, ahli Taurat

Yesus, Lewi pemungut cukai, orang Farisi

Yesus, orang-orang

Yesus, orang Farisi, orang yang mati sebelah tangan
Tempat/waktu: Kapernaum, awal masa pelayanan Yesus
Pantai danau Galilea
 
Ladang gandum, Sabat, rumah ibadat
Proporsi, suasana emosional:
   

Yesus berdukacita atas kedegilan ahli Taurat dan Farisi
Bentuk sastra:
Narasi kejadian

Narasi kejadian

Narasi kejadian

Narasi kejadian
Pokok bahasan:
Pribadi Yesus


Pelayanan Yesus


Yesus dan ibadah


Yesus dan hukum
Ringkasan isi:
Anak Manusia berkuasa mengampuni orang berdosa (10)
- dosa si lumpuh diampuni karena imannya (5)
- kuasa Yesus dibuktikan dengan menyembuhkan-nya (11, 12)

Yesus menyatakan kedatangan-Nya untuk memanggil orang berdosa (17)
- Yesus memanggil Lewi, seorang pemungut cukai (14)
- Yesus makan di rumah Lewi bersama banyak pemungut cukai dan orang berdosa (15)

Selama bersama mempelai, sahabat-sahabatnya tidak dapat berpuasa (19)
- seperti juga kain yang belum susut tidak ditambalkan pada baju tua (21)
- seperti juga anggur baru tidak dimasukkan dalam kantong tua (22)

Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat (28)
- Hari Sabat diadakan untuk manusia, bukan manusia untuk hari Sabat (27)
- Berbuat baik boleh pada hari Sabat (3:4)
- Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat (3:5)
Ayat kunci utama:
2:10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa (. . . 17 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa . . . 28 Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat)
Pokok pikiran/tema utama:
Koreksi Yesus atas kesalahan persepsi ahli Taurat, orang Farisi, dan umum tentang siapa Yesus sebenarnya.
Istilah penting/utama:
Mengampuni, memanggil, berdosa, mempelai, berpuasa, Sabat
Ciri khas:
---
Hubungan struktural utama:
tanya-jawab—1) Ketika Yresus berkata kepada seorang lumpuh, bahwa dosanya sudah diampuni, ahli Taurat yang menyaksikannya berpikir dalam hatinya, siapa yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah sendiri (2:7); Yesus berkata kepada mereka, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa, lalu membuktikannya dengan menyembuhkan orang lumpuh itu (2:8-12).
2) Ketika Yesus memanggil seorang pemungut cukai agar mengikut Dia, dan kemudian makan di rumahnya, ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi berkata kepada murid-murid-Nya, mengapa Yesus makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa (2:16); Yesus mendengarnya dan berkata, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melaikan orang berdosa.” (2:17)
3) Mengetahui murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang bertanya kepada Yesus, mengapa murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid Yesus tidak (2:18); jawab Yesus kepada mereka, bahwa selama mempelai laki-laki itu bersama sahabat-sahabatnya, mereka tidak dapat berpuasa.
4) Ketika melihat murid-murid Yesus memetik bulir gandum pada hari Sabat, orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat (2:23-24); jawab Yesus, bahwa hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi, Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat (2:27-28).
Kemudian di suatu rumah ibadat pada hari Sabat tersebut orang-orang Farisi mengamat-amati apakah Yesus akan menyembuhkan seorang yang mati sebelah tangannya, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia (3:1-2); setelah menjawab mereka, bahwa berbuat baik atau menyelamatkan nyawa orang diperbolehkan pada hari Sabat, Ia menyembuhkan tangan orang itu (3:3-5).
-- Aspek utama: ketuhanan Yesus yang dipertanyakan (dalam menjalankan misi-Nya di bumi)
Ayat paralel:
ay 2:1-12 : Mat 9:1-8; Luk 5:17-26
ay 2:13-17  : Mat 9:9-13; Luk 5:33-39
ay 2:23-3:6  : Mat 12:1-14; Luk 6:1-11
ay 23  : Ul 23:25
ay 25-26  : 1Sam 21:1-6
ay 26  : Im 24:5-9.
Ayat konteks:
ay 5, 10 dasar pengampunan dosa—Kis 10:43 . . . bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya; Maz 86:5 Sebab Engkau , ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.
ay 17 memanggil menawarkan keselamatan—Mat 9:13 . . . karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa
ay 19 sahabat mempelai laki-lakiMark 3:35 Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu.
ay 19 mempelai laki-laki ditemani sahabat-sahabatnyaYoh 3:29 Yang empunya mempelai perempuan ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai lakii-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacita itu penuh.
ay 3:4 peraturan hari Sabat tentang pekerjaan berbuat baik—Mat 12:12 Bukankah manusia jauh lebih berharga daripada domba? Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat; Luk 13:15 Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: “Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?
Penyataan Kristus:
Belas kasihan-Nya, kuasa-Nya, kasih-Nya, dan kesetiaan-Nya.
PENAFSIRAN
Hal-hal utama
:
a. Istilah utama: mengampuni; memanggil; sahabat mempelai; Sabat.
b. Hubungan utama: tanya-jawab—Serangkaian pertanyaan penting kepada Yesus tentang aspek utama mengenai pribadi dan pekerjaan-Nya
    -- Aspek utama: keabsahan ketuhanan Yesus dipertanyakan.
c. Tema utama/pokok pikiran utama: Koreksi Yesus atas kesalahan peresepsi ahli Taurat, orang Farisi, dan umum tentang siapa Yesus sebenarnya.
Tanya jawab penafsiran:
Definisi
1) Apakah arti kata paling penting dalam pertanyaan utama dan apa jawabannya?
     -- mengampuni: tidak memperhitungkan lagi
     -- berdosa: melanggar Firman Tuhan
     -- makan:  berkawan/bergaul
     -- memanggil: melayani untuk bertobat
     -- berpuasa: menyesali dosa, membersihkan pikiran dan hati, bukan pamer suci
     -- mempelai laki-laki: Yesus yang mengasihi murid/sahabatNya
     -- Sabat: hari untuk istirahat dan ibadah; hari berbuat baik
2) Apa yang orang-orang pertanyakan tentang pribadi Yesus dan pekerjaan-Nya, dan apa jawaban Yesus?
     -- dipertanyakan: Tidak ada yang dapat mengampui dosa selain daripada Allah; jawaban: di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa
     -- dipertanyakan: Kesediaan Yesus makan bersama orang berdosa; jawaban: Kedatangan Yesus ke dunia adalah memanggil orang berdosa—maka Ia melayani dengan mengawani orang berdosa dan memuaskan kebutuhan mereka mendengar Yesus
     -- dipertanyakan: Pelanggaran murid-murid Yesus atas ketentuan ibadah puasa; jawaban: selama bersama mempelai laki-laki, sahabat-sahabatnya tidak berpuasa—sementara bersama Yesus, hati murid-muridnya telah siap menerima pengajaran Yesus, bukan seperti orang Farisi yang disamakan dengan ‘baju yang tua’ atau ‘kantong kulit tua’ yang kaku tak bisa menerima pengajaran Kristus
     -- dipertanyakan: Pelanggaran murid-murid Yesus dan Yesus sendiri atas ketentuan istirahat pada hari Sabat; jawaban: hari Sabat diadakan untuk manusia bukan sebaliknya, berbuat baik dan menyelamatkan nyawa orang diperbolehan pada hari Sabat—peraturan agama tidak seharusnya membatasi orang berbuat baik dan berbuat kasih.
Alasan
3) Kenapa pertanyaan-pertanyaan tersebut ditanyakan tentang pribadi Yesus, pekerjaanNya, ibadahNya, dan pemahamanNya tentang Hukum?
     -- penanya tidak tahu/menerima/percaya bahwa Yesus sesungguhnya adalah Tuhan dan Mesias yang mereka nantikan.
4) Kenapa Yesus menjawabnya seperti yang dilakukanNya? 
     -- Yesus tidak menjawab langsung tentang ketuhanan-Nya, karena kedegilan hati orang-orang Farisi, sedangkan orang banyak yang turut mendengar-Nya belum siap untuk menerima.
5) Kenapa tanya-jawab tersebut disajikan bersama dengan cara ini bagi para pembaca?
     -- karena kesamaan dalam persoalannya.
6) Kenapa ditempatkan di sini pada awal pemaparan Markus tentang Yesus?
     -- agar pembaca segera memahami akan ketuhanan Yesus.
Implikasi
7) Apa yang tersirat dari setiap tanya-jawab ini?
     -- bahwa Yesus adalah Allah sendiri, Mesias yang dinantikan.
8) Apa yang tersirat tentang kecemasan penulis? 
     -- agar pembaca tidak keliru menanggapi pribadi dan pelayanan Yesus selagi di dunia ini.
9) Apa yang tersirat tentang pemahaman orang mengenai Yesus?
     -- kurang memahami atau tidak mau memahami.
10) Apa yang tersirat tentang pemahaman Yesus mengenai diri-Nya sendiri?
     -- jelas memahami, bahwa Ia adalah sepenuhnya manusia (Anak Manusia) sekali gus sepenuhnya Tuhan (Anak Allah).
11) Apa yang tersirat tentang sifat ibadah?
     -- ibadah adalah untuk memuji Tuhan, bukan memuji diri.
12) Apa yang tersirat tentang arti mentaati hukum?
     -- tujuan hukum Allah adalah untuk meningkatkan kasih akan Allah dan sesama.
13) Apa yang tersirat tentang makna Sabat bagi murid Yesus?
     -- Sabat adalah untuk kepentingan manusia agar dapat beristirahat secukupnya supaya dipulihkan secara badani dan rohani, namun tidak menghalangi orang berbuat baik, karena Sabat adalah juga untuk berbuat baik (3:4).
Kesimpulan:
1. Yesus adalah sepenuhnya manusia (Anak Manusia) sekali gus sepenuhnya Tuhan (Anak Allah)
2. Ibadah adalah untuk memuji Tuhan, bukan memuji diri.
3. Jangan kaku berpegang pada hukum, sehingga tidak melihat bahwa tujannya adalah untuk meningkatkan kasih akan Allah dan sesama.
Pesan:
Koreksi Yesus atas kesalahan persepsi ahli Taurat, orang Farisi, dan umum tentang siapa Yesus sebenarnya, adalah juga menjadi kewajiban setiap orang percaya masa kini meneruskannya.
PENERAPAN
Evaluasi
:
Kebenaran yang terdapat dalam perikop ini adalah pengajaran Yesus sendiri.
Butir-butir penerapan:
1. Lebih mengenal lagi siapa Yesus.
2. Untuk itu supaya tekun membaca dan merenungkan Firman dan ber-PA.
3. Selalu berbuat baik kapan saja karena mengasihi Allah dan sesama.
4. Memuji Tuhan dan mengucap syukur kepada-Nya selalu.
Tekad/Tujuan:
Selalu berbuat baik, kapan saja dan di mana saja, karena mengasihi Allah Bapa dan sesama.
Ayat hapalan:
Mazmur 86:5 Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.

IMS - 100108

No comments:

Post a Comment