Thursday, October 7, 2010

V. CARA MENELAAH ALKITAB—PA Kelompok (1)

“Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, Firman-Mu tetap teguh di sorga” (Maz. 119:89)

Perkembangan pesat jemaat-jemaat Kristen di Korea Selatan adalah melalui menjamurnya kelompok-kelompok kecil persekutuan Kristiani, termasuk kelompok PA, bagaikan sel-sel yang bertumbuh dan setiap kali terus membelah diri. Kelompok PA bukan saja berguna untuk mendewasakan iman anggota jemaat, tetapi juga dapat memperkenalkan Kristus bagi orang-orang (teman, kerabat, tetangga dan lain lain) yang belum atau baru menjadi Kristen.

I. Mengapa Berkelompok?

Bukankah lebih mudah kalau kita pelajari Alkitab secara pribadi di rumah? Memang benar bahwa PA-Pribadi di rumah masing-masing sangat berguna dan lebih mudah dilakukan. Tetapi tujuan PA-Kelompok bukan untuk menggantikan PA-Pribadi, melainkan untuk melengkapinya. Melalui PA-Kelompok kita dapat memperoleh beberapa keuntungan yang tidak dapat diperoleh dalam PA-Pribadi.

PA-Kelompok memberikan kita kebiasaan untuk menelaah Alkitab secara teratur dan sistimatis. Disiplin ini membantu kita dalam PA-Pribadi, membantu rasa percaya diri untuk bebas membicarakan Alkitab tanpa disertai rasa malu dan takut dikritik.

Dengan menelaah bersama-sama kita akan mengetahui apakah tafsiran kita mengenai bagian itu benar atau salah; diskusi dalam kelompok memungkinkan kita melampaui batas-batas pemahaman sendiri dengan menunjuk pada ide-ide yang lain dengan merangsang pemikiran lebih lanjut. Kalau tafsiran kita salah, anggota lain akan mengoreksi. Tuhan sering memakai saudara-saudara Kristen untuk mengoreksi kita.

Pertimbangan bersama mengenai penerapan, termasuk yang diperoleh dari PA-Pribadi, akan menunjukkan segi-segi mana dalam hidup kita masih perlu diubah.

Melalui diskusi bersama kita akan lebih mengenal kawan-kawan kita. Hubungan terbuka itu, yang menciptakan suasana penuh kasih dan saling menerima, mendorong kita dengan jujur berbagi pengalaman, masalah, dan berbagai kebutuhan pribadi untuk saling mendoakan dan saling membantu pertumbuhan rohani.

Diskusi bersama juga membiasakan kita untuk berbicara mengenai apa yang dikatakan Alkitab. Ini membiasakan kita untuk menceriterakan pada orang lain mengenai arti Kristus bagi kita.

Setelah mengikuti PA-Kelompok beberapa waktu kita tidak lagi cepat-cepat menarik kesimpulan mengenai arti dan penerapan sebuah ayat, sebelum menyelidiki dulu arti dan penerapannya. Kita akan menyelidiki dulu dengan seksama dan teratur. Kebiasaan ini akan tinggal seumur hidup dan mungkin merupakan hasil yang paling berharga dari pertemuan-pertemuan demikian.

II. Peraturan Dasar

Setiap kegiatan bersama akan lebih berhasil kalau setiap anggota mempunyai tujuan sama dan menaati peraturan-peraturan. Pelaksanaannya akan menentukan apakah kelompok PA bermanfaat serta berkembang atau membosankan dan lama-lama mati.

Alkitab adalah texbook kita. Kita bertemu bukan untuk mengemukakan pendapat pribadi, pendapat pendeta atau buku. Tujuan pertemuan adalah menemukan apa yang dikatakan oleh Alkitab itu sendiri kepada kita masing-masing.

Bahaslah bagian yang ditentukan. Latar belakang memang berguna. Tetapi janganlah sampai menjadi suatu kontes mengadu luasnya pengetahuan seseorang. Seorang yang belum pernah membaca Alkitab dan peserta-peserta baru harus dapat mengikuti pembicaraan kelompok kita. Batasilah pembicaraan tentang latar belakang atau ayat-ayat bandingan (rujukan silang). Curahkanlah perhatian penuh pada bagian yang sedang ditelaah itu.

Hati terbuka. Orang-orang Yahudi di Berea yang diceriterakan dalam Kisah Para Rasul 17:10-12

“Tetapi pada malam itu juga segera saudara-saudara di situ menyuruh Paulus dan Silas berangkat ke Berea. Setibanya di situ pergilah mereka ke rumah ibadat orang Yahudi. Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani” (Kis 17:10-12).

memberikan contoh tentang sikap belajar yang benar. Mereka mempunyai hati terbuka untuk memperhatikan sesuatu yang baru, kerelaan hati untuk menerima Firman Allah, dan kemauan yang rajin untuk menyelidiki Firman Allah.

Usahakanlah supaya tiap orang merasa itu kelompoknya. Kalau ini dicapai, maka komentar-komentar akan lebih jujur dan berguna, persiapan pribadi sebelum datang akan lebih baik, mereka akan berusaha membawa kawan-kawan lain, dan mereka akan terus mendoakan kelompok itu.

Jangan biarkan kelompok itu menjadi terlalu besar. Ini bukan berarti jangan mengajak orang-orang lain! Kelompok PA yang ideal mempunyai 6-8 anggota. Kalau kelompoknya terlalu besar, maka partisipasi para anggota akan berkurang. Apalagi pada umumnya orang malu untuk berbicara atau bertanya di depan umum.

Kalau yang hadir terus menerus melebihi 12 orang, sebaiknya kelompok itu dibagi dua. Pembagian ini harus didoakan dan direncanakan dengan baik. Pemimpin-pemimpin lain harus dilatih sebelumnya. Waktu yang paling tepat harus dipikirkan. Kedua kelompok masih dapat bertemu dalam ruangan yang sama dan mengadakan acara pembukaan dan penutupan bersama.

Biarlah tiap orang mengikuti kelompok tertentu secara tetap. Ini juga mempermudah saling pengertian dan pengenalan. Kelompok kecil lebih efektif, tetapi ingatlah: Kelompok yang dipimpin dengan baik selalu berkembang!

IMS 100924

No comments:

Post a Comment